Ahli: Bermalas-malasan adalah Kunci Bertahan Hidup

Siapa sangka, bagi spesies tertentu bermalas-malasan adalah kunci mereka bertahan hidup

oleh Sulung Lahitani diperbarui 25 Agu 2018, 18:01 WIB
Ilustrasi orang malas gerak. (Sumber Flickr/daveynin)

Liputan6.com, Jakarta - Salah satu aspek paling menarik dari evolusi adalah keragaman mekanisme yang ditemukan oleh spesies untuk bertahan hidup, bahkan terhadap segala rintangan. Dan ini menjadi lebih menarik saat mendapati pendekatan spesies yang tampak bertentangan dengan apa yang selama ini kita terima.

Pada kasus moluska Atlantik, strategi mereka bertahan hidup justru adalah dengan bermalas-malasan. Menurut studi yang diterbitkan dalam Prosiding Royal Society B, diklaim bahwa gastropoda (seperti siput laut) dan bivalvia dengan tingkat metabolisme yang lebih rendah cenderung tidak punah. Tim mendapati spesies ini selama periode sekitar 5 juta tahun dapat bertahan hidup karena menggunakan sangat sedikit energi dalam kehidupan sehari-hari mereka.

"Kami bertanya-tanya, 'Bisakah Anda melihat kemungkinan kepunahan spesies berdasarkan serapan energi oleh organisme?'" kata penulis utama Luke Strotz dari Universitas Kansas dalam sebuah pernyataan seperti dilansir dari Iflscience.com.

"Kami menemukan perbedaan untuk spesies moluska yang telah punah selama 5 juta tahun terakhir dan yang masih ada sampai sekarang. Mereka yang telah punah cenderung punya tingkat metabolisme lebih tinggi daripada mereka yang masih hidup sampai sekarang."

 

 

 

* Update Terkini Jadwal Asian Games 2018, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Asian Games 2018 dengan lihat di Sini

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Selanjutnya

Racun siput laut conus regius untuk obat penghilang rasa sakit. (Foto: Carribean360)

Tim peneliti percaya bahwa penelitian mereka dapat membantu menetapkan spesies mana yang berisiko lebih tinggi terhadap kepunahan, meskipun mereka menyoroti bahwa tingkat metabolisme hanyalah satu dari banyak faktor yang berperan. Misalnya, tingkat metabolisme adalah indikator risiko kepunahan yang lebih baik jika spesies terbatas pada habitat kecil.

"Kami menemukan spesies yang terdistribusi luas tidak menunjukkan hubungan yang sama antara kepunahan denngan tingkat metabolisme," kata Strotz lagi.

Ia menjelaskan bahwa ukuran luasan adalah komponen penting dari kemungkinan kepunahan, dan spesies yang terdistribusi sempit tampaknya jauh lebih mungkin untuk punah.

"Area yang sempit dan tingkat metabolisme yang tinggi, kemungkinan kepunahan akan sangat tinggi di titik itu," pungkas dia.

Tim peneliti tertarik untuk mencari tahu apakah hubungan ini juga berlaku untuk jenis hewan lain atau tidak. Fokus mereka pada moluska adalah karena banyaknya data pada pengeluaran dari energi dari spesies yang hidup dan mati.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya