Pemerintah Brasil: 4 Juta Anak Perlu Imunisasi Campak

Untuk menghentikan penyebaran penyakit itu, Kementerian Kesehatan Brasil bulan ini melancarkan kampanye untuk mengimunisasi anak-anak.

oleh Liputan6.com diperbarui 26 Agu 2018, 07:31 WIB
Seorang anak menerima vaksinasi campak di Rio de Janeiro, Brasil (AP)

Liputan6.com, Rio de Janeiro - Para pejabat kesehatan Brasil menyatakan bahwa lebih dari empat juta anak-anak masih perlu mendapat imunisasi campak.

Dikutip dari laman VOA Indonesia, lebih dari 1.380 orang terinfeksi campak dalam wabah yang dikaitkan dengan kedatangan penderita yang mengungsi dari Venezuela.

Untuk menghentikan penyebaran penyakit itu, Kementerian Kesehatan Brasil bulan ini melancarkan kampanye untuk mengimunisasi anak-anak.

Mereka, anak berusia satu hingga lima tahun, jadi target pemberian imunisasi. Pernyataan Kementerian Kesehatan Jumat (24/8) menyatakan bahwa 4,1 juta anak-anak masih belum diimunisasi sementara kampanye mereka memasuki pekan terakhir.

Di antara negara-negara bagian yang paling rendah tingkat imunisasinya adalah Roraima, satu dari dua negara bagian di perbatasan dengan Venezuela, di mana para penderita terkonsentrasi.

Layanan kesehatan di negara tetangga Brasil itu telah hancur di tengah-tengah gejolak ekonomi dan politik, menyebabkan lebih dari satu juta orang mengungsi dari Venezuela.

Krisis ekonomi parah, kelangkaan bahan pangan, dan ketidakpastian memaksa puluhan ribu orang Venezuela telah bermigrasi ke Brasil.

 

* Update Terkini Jadwal Asian Games 2018, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Asian Games 2018 dengan lihat di Sini

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Kisruh Imigran Venezuela di Perbatasan

Para pengungsi Venezuela berdiri menunggu gerbang kantor perwakilan UNHCR di kota Boa Vista, negara bagian Roraima, Brasil (AFP/Evaristo Sa)

Pemerintah Brasil dikabarkan telah mengirim pasukan keamanan dan polisi ke kota perbatasan Pacaraima, di mana kamp-kamp imigran Venezuela diserang dan dibakar.

Presiden Michel Temer mengadakan pertemuan darurat pada Minggu 19 Agustus, karena ketegangan regional meningkat, menyusul semakin banyak imigran yang melarikan diri dari Venezuela akibat dilanda krisis.

Dikutip dari BBC, pemerintah Venezuela telah meminta negara tetangga sekitar, termasuk Brasil, untuk memastikan keamanan warganya.

Di Ekuador, orang-orang Venezuela yang putus asa dilaporkan menyeberangi perbatasan dengan menentang persyaratan masuk yang baru.

Ratusan orang terdampar pada Sabtu 18 Agustus, ketika Ekuador membawa aturan baru yang mengharuskan penyeberangan imigran Venezuela dari Kolombia memiliki paspor yang valid, dan bukan hanya kartu identitas.

Sebagian besar imigran sedang menuju selatan untuk bergabung dengan anggota keluarga mereka di Peru dan Chile.

Menurut otoritas terkait, para imigran itu mencari kehidupan yang lebih baik di tengah krisis politik dan ekonomi yang memburuk di Venezuela, di mana telah menyebabkan inflasi yang melambung dan kekurangan pasokan makanan dan obat-obatan kronis.

Di Pacaraima pada akhir pekan lalu, beberapa perkemahan imigran diserang oleh penduduk yang marah, menyusul laporan bahwa seorang pemilik restoran setempat telah dipukuli oleh orang Venezuela.

Disebutkan bahwa ada permusuhan yang meningkat terhadap jumlah imigran Venezuela, yang memasuki negara bagian Roraima dalam beberapa bulan terakhir.

Kelompok-kelompok pria yang membawa batu dan tongkat membakar tenda-tenda dan barang-barang lain milik orang-orang Venezuela, dan lebih dari 1.000 migran dikabarkan melarikan diri melintasi perbatasan.

Di pihak Venezuela, ada laporan bahwa mobil Brasil turut diserang.

Pacaraima dilaporkan tenang pada hari Minggu. Kementerian keamanan publik Brasil mengatakan pihaknya mengirim kontingen 60 pasukan untuk mendukung polisi di daerah itu. Mereka akan tiba pada hari Senin.

Sementara itu, kementerian luar negeri Venezuela meminta Brasil untuk memberikan "jaminan kepada warga negara Venezuela dan mengambil langkah-langkah untuk menjaga dan mengamankan keluarga dan barang-barang mereka".

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya