Liputan6.com, Jakarta - PT Angkasa Pura II (Persero) menyerahkan bantuan sosial korban bencana gempa di Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Bantuan tersebut diserahkan kepada warga Kecamatan Tanjung, Kabupaten Lombok Utara pada Sabtu 25 Agustus 2018.
Adapun bantuan yang diberikan kepada warga diserahkan langsung oleh Presiden Direktur PT Angkasa Pura II (Persero), Muhammad Awaluddin.
Baca Juga
Advertisement
Seusai acara penyerahan bantuan, Awaluddin menuturkan, perlengkapan dan keperluan yang dibutuhkan bagi para pengungsi telah diserahkan secara bertahap seperti tenda pengungsi serta perlengkapan lainnya.
Bantuan ini selanjutnya akan didistribusikan oleh Posko BUMN, TNI, Polri, dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah.
"Kami bahu membahu dan terus berkomunikasi dengan pihak-pihak yang memang secara langsung turun ke lapangan untuk menyerahkan bantuan. Hingga saat ini, kami telah menyerahkan tenda komando untuk warga yang masih mengungsi. Total ada 150 tenda,” ujar Awaluddin, demikian mengutip dari keterangan tertulis Minggu (26/8/2018).
Disinggung soal partisipasi Angkasa Pura II, Awaluddin menyampaikan total donasi yang diberikan korporasi adalah senilai Rp 500 juta dengan rincian 150 unit tenda komando dengan luas 5x7m, serta perlengkapan-perlengkapan lainnya.
Secara rinci, Awaluddin mengatakan, selain secara sumbangan korporasi sebesar Rp 500 juta, karyawan AP II melalui Serikat Pekerja AP II (Sekarpura II) serta Organisasi Rohis AP II ikut menggalang dana secara sukarela hingga terkumpul Rp 222 juta rupiah.
Pada dua minggu lalu sudah diserahkan Rp 162 juta, dan Sabtu pekan ini Rp 60 juta. Sehingga ditotal dengan donasi korporasi dan karyawan adalah sekitar Rp 722 juta. Aksi korporasi ini merupakan keikutsertaan AP II sebagai bagian dari komunitas transportasi udara yg di komandoi Kementerian Perhubungan dan Kementerian BUMN.
"Saya berterimakasih pada teman-teman komunitas transportasi udara yang telah turut berpartisipasi dalam penggalangan bantuan ini, saya juga coba komunikasikan dengan teman-teman yang ada di sana, apa saja yang mereka butuhkan. Jadi apa yang kita kumpulkan saat ini adalah apa yang mereka butuhkan," ujar Plt. Dirjen Perhubungan Udara M. Pramintohadi Sukarno.
Gempa yang mengguncang Lombok kerugian yang ditaksir tercatat mencapai Rp 7,7 triliun. Sebanyak 555 korban meninggal dunia dan 390.529 jiwa penduduk mengungsi. Mayoritas korban serta kerugian terbesar ada di Lombok Utara.
* Update Terkini Jadwal Asian Games 2018, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Asian Games 2018 dengan lihat di Sini
Korban Gempa Lombok Masih Butuh Bantuan Pemulihan Psikologis
Sebelumnya, Kepala Sub Tanggap Darurat Bencana PMI, Ridwan Sobri Carman mengatakan pemulihan psikologis para korban gempa di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) masih diperlukan. Sebab, kata dia, masih banyak korban trauma akibat gempa yang terjadi beberapa waktu lalu.
"Perlu dilakukan sangat masif. Karena katakanlah yang masih utuh seperti kita normal saja masih takut untuk masuk ke rumahnya," kata Ridwan di dalam sebuah diskusi bertajuk 'Lombok status bencana dan kita' di Kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu 24 Agustus 2018.
"Ini yang salah satu kita harapkan upaya percepatan itu dari sisi psikologis," ungkapnya.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Kemensos Harry Hikmat mengungkapkan Kemensos dalam menangani bencana telah menerjunkan fasilitas dari pusat sebanyak 20 orang. Sementara Taruna Siaga Bencana (Tagana) dari NTB telah membuat sebanyak 500 orang.
"Bencana gempa di NTB ini telah membuat pajak bagi Tagana dari berbagai provinsi. Sebanyak 12 provinsi ikut peduli dengan saldo Tagana," tuturnya.
Dari beberapa waktu lalu, kata Harry, terdapat 633 Tagana yang bekerja untuk aplikasi umum lapangan, evakuasi, layanan psikososial, bantuan, pencarian korban, data verifikasi korban, dan ikut membersihkan puing-puing reruntuhan rumah bersama TNI, Basarnas, Kepolisian dan para relawan dari berbagai organisasi.
Reporter: Sania Mashabi
Advertisement