Startup Bisa Jadi Solusi Cepat Penanganan Masalah Gizi di Indonesia

Startup berbasis teknologi dinilai bisa menjadi solusi percepatan penanganan masalah gizi di Indonesia.

oleh Iskandar diperbarui 26 Agu 2018, 14:47 WIB
Ilustrasi Startup (iStockPhoto)

Liputan6.com, Jakarta - Berdasarkan laporan baseline SDG tentang anak Indonesia pada 2017 yang diterbitkan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) dan United Nations Children's Fund (UNICEF), beban ganda malnutrisi di Indonesia merupakan masalah yang sangat serius.

Pada 2013, 12 persen anak di bawah usia 5 tahun terkena wasting (berat badan rendah dibanding tinggi badan) dan jumlah yang sama mengalami overweight (kelebihan berat badan). Sementara itu pada tahun yang sama ada sekitar 37 persen anak di bawah 5 tahun mengalami stunting.

Apabila kondisi ini dibiarkan berlanjut, tidak saja berpengaruh bagi kualitas manusia Indonesia, tetapi juga dapat merugikan ekonomi negara. Seperti yang pernah diungkapkan oleh Bappenas bahwa potensi kerugian ekonomi negara akibat stunting sebesar 2-3 persen dari produk domestik bruto (PDB) per tahun. Jika PDB Indonesia tahun 2017 sebesar Rp 13.000 triliun, maka potensi kerugian negara bisa mencapai Rp 300 triliun.

Sebagai salah satu solusi, Direktur Indofood yang juga menjabat sebagai Co-Chair SUN Global, Axton Salim menilai startup berbasis teknologi bisa menjadi solusi percepatan penanganan masalah gizi di Indonesia.

“Bisnis startup di Indonesia berkembang dengan pesat di berbagai sektor termasuk kesehatan dan gizi. Kami melihat rintisan bisnis berbasis teknologi ini bisa menjadi solusi percepatan penanganan masalah gizi yang kita hadapi," ujar Axton dalam keterangannya, Minggu (26/8/2018).

Oleh karena itu, Indofood bersama SUN Business Network Indonesia dan Block71 menyelenggarakan Indofood Local Pitch Competition, ajang kompetisi bagi startup Indonesia yang mampu menjawab tiga isu utama gizi yakni obesitas pada anak, stunting pada balita, dan anemia pada remaja putri.

Ia berharap, ajang ini dapat membuka peluang kerjasama dari berbagai pihak untuk mengembangkan platform gizi tersebut di skala nasional maupun regional.

Sementara Direktur Block71 Jakarta, Adrian Lim mengatakan, Indofood Local Pitch Competition merupakan sesuatu yang sangat spesial karena ini merupakan kompetisi startup pertama di Indonesia yang fokus pada penyelesaian masalah gizi.

"Kami mencari startup yang bisa memecahkan tiga isu utama di atas dari berbagai aspek. Misalnya platform untuk meningkatkan ketersediaan sumber gizi mikro, meningkatkan akses makanan bergizi di daerah-daerah rural, mendorong gaya hidup aktif, teknik meningkatkan kesadaran terhadap gizi buruk dan solusi lain yang unik, serta menarik dan mudah diaplikasikan," ucap Adrian menjelaskan.

* Update Terkini Asian Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini.


Pendaftaran Kompetisi

Indofood Local Pitch Competition

Pendaftaran kompetisi ini telah dibuka sejak 25 Juni dan akan ditutup pada tanggal 5 September 2018. Pendaftaran dapat diakses melalui tautan ini, di mana aplikasi yang masuk diseleksi oleh tim juri untuk menentukan 10 finalis. Selanjutnya, para finalis akan mengikuti sesi mentoring sebelum mempresentasikan langsung di hadapan juri.

Kriteria penilaian meliputi target pasar, masalah dan solusinya, daya tarik, keunggulan, revenue model, serta strategi dan tim yang terlibat. Pemenang pertama berhak menghadiri Nutrition Africa Investor Forum di Nairobi pada 16-17 Oktober 2018.

“Kami berharap Indofood Local Pitch Competition bisa menjadi cara untuk bersama-sama menyelesaikan isu malnutrisi yang ada, sekaligus mampu menggerakkan dan mengembangkan bisnis startup bidang gizi di Indonesia,” ujar Axton menambahkan.

(Isk/Ysl)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya