Liputan6.com, London - Sebagai tempat lepas landas dan mendaratnya perjalanan udara, bandara memiliki serangkaian hal yang kompleks dibandingkan infrastruktur tranpostasi lainnya.
Bahkan, hal ini akan jauh lebih rumit apabila suatu bandara berstatus internasional, apalagi jika turut berperan sebagai titik penghubung (hub).
Dikutip dari Msn.com pada Minggu (26/8/2018), kerumitan bandara tidak hanya berkisar pada pemeriksaan penumpang, pengaturan klaim bagasi, dan operasinal jadwal yang berkesinambungan.
Baca Juga
Advertisement
Ada beberapa hal lainnya yang bersifat rahasia, dan sengaja disembunyikan dari pengetahuan penumpang untuk alasan tertentu, baik dari segi keselamatan maupun hal khusus lainnya.
Dari mengapa seseorang harus menunjukkan kartu boarding saat hendak masuk ke pesawat, hingga bagaimana mengurus klaim bagasi yang hilang, berikut adalah tujuh rahasia bandara yang akan membuat banyak orang terkejut.
* Update Terkini Jadwal Asian Games 2018, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Asian Games 2018 dengan lihat di Sini
Simak video pilihan berikut;
1. Kualitas Udara Beracun
Seperti yang dapat dibayangkan, lalu lintas udara yang padat dan berbagai mesin berjalan di sekitar bandara, mengeluarkan segala macam bahan kimia jahat, seperti karbon monoksida, ozon dan gas komposit (VOC). Kualitas udara di sekitar bandara tersibuk di Eropa, London Heathrow, misalnya, sering sekali melanggar batas legal untuk polutan nitrogen dioksida.
Advertisement
2. Tingkat Kebisingan Memicu Penyakit Jantung
Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Occupational & Environmental Medicine menemukan hubungan antara orang-orang yang tinggal dekat dengan bandara dan peningkatan risiko penyakit jantung. Ditemukan bahwa orang-orang yang terpapar tingkat kebisingan tertinggi, terutama pada waktu malam, berada pada risiko yang lebih besar untuk terkena tekanan gejala darah tinggi dan jantung berdebar-debar.
3. Petugas Menjual Barang-Barang Milik Penumpang
Barang ketinggalan atau hilang di bandara, jika ditemukan, akan masuk ke dalam gudang penyimpanan selama 90 hari penantian klaim. Jika tidak yang mengakuinya, maka pihak bandara akan mengambilnya secara sepihak. sebagian besar bandara menyumbangkan barang-barang tersebut ke badan amal, namun tidak sedikit pula yang menjualnya via balang lelang.
Advertisement
4. Slot Pendaratan adalah Bisnis Besar
Bandara mengenakan biaya yang tinggi untuk hak istimewa mendarat di landasan pacu mereka pada hari atau waktu tertentu. Slot pendaratan ini dijual dengan sangat bersaing di antara maskapan penerbangan.
Sebagai contoh, pada 2016 lalu, Oman Air membayar Air France-KLM senilai US$ 75 juta (setara Rp 1,09 triliun) untuk slot kedatangan pagi hari di Heathrow. Nilai eskalasi dari slot ini pada gilirannya berdampak pada kenaikan harga tiket sebesar US$ 5,40 (sekitar Rp 100.000) per penumpang setiap tahunnya selama satu dekade terakhir.
5. Penumpang Tidak Akan Pernah Mendapat Upgrade
Kecuali jika seseorang sering terbang bersama maskapai tertentu, atau telah membayar tarif premium untuk kursi yang dipesan, peluang penumpang untuk melakukan upgrade hampir tidak ada saat ini.
Sekalipun muncul alasan akan berpegian untuk bulan madu, atau kenal (bahkan bersaudara) dengan pilot dam karyawan maskapai terkait, tetap saja tidak akan didapat kemungkinan upgrade. Maskapai penerbangan sangat selektif terhadap pemberian layanan spesial ini, dan semua penumpang harus tahu itu.
Advertisement
6. Nilai Tukar Tunai Sangat Buruk
Penumpang hampir tidak akan pernah mendapat tarif yang bagus saat menukarkan uang tunai di bandara, karena biasanya pengelola bersama dengan pihak bandara, sepakat menambahkan komponen harga khusus untuk "membantu mereka yang perjalanannya tidak terorganisir".
Jika lupa membeli mata uang terlebih dahulu, penumpang disarankan untuk memesan secara online guna mendapat harga yang kompetitif saat menukar langsung di bandara.
7. Toko Bebas Pajak Tidak Selalu Menawarkan Harga Murah
Toko bebas pajak (duty free) kerap menjadi destinasi menggoda saat sedang menunggu penerbangan di bandara. Namun, klaim bahwa benda-benda yang dijual di sana berharga lebih murah dari pasaran, tidak sepenuhnya benar. Bahkan, beberapa barang mewah bisa jadi menerapkan harga yang serupa dengan yang dijual di toko resmi sebelum pajak.
Advertisement