Liputan6.com, Jakarta - Tim Bridge Indonesia tak mampu menembus final untuk nomor Mixed Team dan Supermixed team Asian Games 2018. Tim Supermixed Team yang salah satu anggotanya adalah Bambang Hartono yang merupakan orang terkaya di Indonesia hanya bisa membawa medali perunggu.
Tim Bridge Indonesia sebenarnya menargetkan banyak medali emas Asian Games 2018. Mereka pun sempat nyaris menggapainya setelah berhak melaju ke semifinal. Pada babak kualifikasi Mixed Team, Indonesia menempati posisi kedua di bawah India.
Sialnya, skuat Mixed Team Indonesia harus bertemu dengan China di semifinal. Mereka pun hanya bisa finis di posisi paling buncit dengan skor 44.00 pada perdagangan yang berlangsung pada hari Minggu kemarin, kalah poin dari China, Thailand, dan India.
Baca Juga
Advertisement
Nasib serupa juga dialami Indonesia di nomor Supermixed Team Asian Games 2018. Bambang Hartono dan kawan-kawan juga finis di posisi terbawah di bawah Tiongkok, Hong Kong, dan Taiwan. Alhasil, hanya perunggu bersama yang bisa dipersembahkan di dua nomor tersebut.
"Seharusnya Indonesia dan China itu tak bertemu di semifinal. Kami bertemu mereka terlalu dini. Dan dalam dua nomor China mengalahkan Indonesia. Sebagai manajer tim, saya salah mengambil keputusan," kata Eka Wahyu Kasih, Ketua Ketua Umum Pengurus Besar Gabungan Bridge Seluruh Indonesia (PB GABSI) yang juga jadi manajer tim, dikutip Senin (27/8/2018).
* Update Terkini Jadwal Asian Games 2018, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Asian Games 2018 dengan lihat di Sini
Orang Terkaya RI: Main Bridge Bisa Cegah Pikun
Michael Bambang Hartono atau yang biasa dipanggil Bambang Hartono terus mencuri perhatian masyarakat Indonesia. Sebagai orang terkaya RI, Bambang Hartono ternyata juga merupakan atlet tertua bridge yang berlaga di Asian Games 2018.
Melansir dari laman Forbes pada Maret 2018, salah satu bos Djarum Group tersebut tercatat memiliki kekayaan sebesar USD 16,7 miliar atau sekitar Rp 225 triliun. Dengan angka fantastis itu, Bambang memiliki pesan bagi siapapun yang ingin menjadi ahli atau pakar dibidangnya masing-masing.
Menurut Bambang, kunci untuk menjadi ahli dalam bidang tertentu adalah usaha sejak dini. Proses seseorang untuk berhasil pasti membutuhkan waktu yang tidak instan.
BACA JUGA
"Kita harus mulai belajar sedini mungkin. Mau jadi perenang? Kalau perlu pas lahir berojol, masukin air. Bayi lahir tidak akan tenggelam saat dimasukan air. Artinya, semua itu proses, dari dini sekali," tuturnya pada Selasa 21 Agustus 2018.
Hal tersebut ia terapkan sendiri. Bambang telah bermain bridge sejak dirinya menginjak sekolah dasar yakni 1 SD. Ia berujar, bermain bridge melatihnya agar tidak mudah lupa.
"Bridge adalah salah satu cabang olahraga yang jarang dimainkan. Jika Anda bermain bridge, maka ini akan membantu Anda untuk tercegah dari pikun atau mudah lupa. Karena Anda mengasah otak Anda setiap hari," pungkasnya.
Polli Bert Toar (64), partner Bambang Hartono yang akan berlaga di cabang bridge Supermixed Asian Games 2018 membenarkan, kelebihan Bambang adalah terletak pada ketelitiannya.
"Positifnya memang dia ini sangat teliti dan hati-hati. Jadi kalau lagi main dengan dia, strateginya memang dalam sekali," ungkapnya.
Advertisement