Atlet-Atlet Asian Games 2018 Mulai Buru Jajanan Pinggir Kali

Atlet dan staf Asian Games 2018 mulai bosan dengan makanan di Wisma Atlet.

oleh Adyaksa Vidi diperbarui 27 Agu 2018, 16:00 WIB
Deputi 1 Inasgoc, Harry Warganegara mengatakan pihaknya serahkan soal kelas Eko Yuli ke pemerintah dan OCA (istimewa)

Liputan6.com, Jakarta Atlet-atlet dan ofisial Asian Games 2018 mulai bosan dengan makanan yang disajikan di Wisma Atlet, Kemayoran. Mereka lalu mencari alternatif lain di luar menu yang disiapkan. 

Deputi Satu Panitia Asian Games 2018 (Inasgoc), Harry Warganegara, mengatakan masalah ini tidak hanya dihadapi atlet luar negeri saja. Atlet-atlet dari Indonesia juga sebagian sudah bosan dengan makanan di Wisma Atlet.

"Masalah makanan, mereka sudah mulai bosan, meski kami menyiapkan banyak variasi, ada makanan Indonesia, Asia Tengah, Arab, hingga salad. Tapi, mereka ingin makan di warung-warung di pinggir kali, kalau ada apa-apa kita yang disalahkan," kata Harry di ruang konferensi pers MPC, Senin (27/8/2018)

"Di Atlet Village 1 ada kafe, di sana punya Inasgoc, dipakai panitia untuk beli makanan. Mereka mau ke sana, kita larang, tapi malah marah-marah. Kemudian kami minta keputusan dari pemimpin mereka, dikasih atau tidak. Para pemimpin melarang," ujarnya melanjutkan.

 


Sita Bir

Wisma atlet Asian Games 2018 di Palembang (Lutfi Febrianto/Liputan6.com)

Selain itu, Harry juga menyebutkan, ada atlet dan ofisial Jepang yang sering membawa bir. Namun, Inasgoc yang mematuhi peraturan OCA tak pandang bulu dan memilih menyita bir yang dibawa.

"Ada yang datang dari luar bawa bir, sudah kita tahan. Sudah berkaleng-kaleng bir kita tahan. Jadi atlet itu tidak bisa dikontrol oleh pimpinan mereka sendiri, belum lagi budaya luar yang beda," ucap Harry.

"Korea dan Jepang mungkin sudah kalah, mereka juga berpikir ofisial dan tidak bertanding, tapi itu kan tidak boleh sama OCA," katanya mengakhiri.

Saksikan video pilihan di bawah ini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya