Ilmuwan Ciptakan Mesin Teleportasi Manusia, Kapan Rampung?

Teknologi teleportasi yang dikembangkan ilmuwan Rusia ini siap digunakan mulai 2035 mendatang.

oleh Jeko I. R. diperbarui 28 Agu 2018, 06:30 WIB
Teleportasi atau pemindahan suatu benda atau bahkan manusia diyakini eksis dan ada beberapa orang yang dipercaya bisa melakukannya.

Liputan6.com, Jakarta - Walau kendengarannya mustahil, ilmuwan optimistis teknologi teleportasi bisa dicanangkan di kehidupan nyata. Bahkan, teknologi tersebut dikabarkan rampung pada 2035 mendatang.

Teleportasi sendiri adalah teknologi yang bisa membawa manusia 'melesat' ke tempat tujuan dalam sekejap.

Jika kamu penggemar film-film fiksi ilmiah seperti Star Wars dan Star Trek, pasti paham betul dengan cara kerja teknologi yang disebut "Warp" ini.

Adapun tim yang mengembangkan teknologi itu adalah kelompok ilmuwan yang bekerja untuk Presiden Rusia, Vladimir Putin.

Mengutip informasi yang dimuat Express, Selasa (28/8/2018), mereka bahkan sudah menguji coba teknologi dalam tahap molekular.

"Teknologi ini sebetulnya ada di film fiksi ilmiah sejak 20 tahun lalu, tetapi sekarang kami sedang mencari cara untuk membawanya ke kehidupan nyata," kata salah satu pimpinan eksperimen, Alexander Galitsky.

Diketahui, ilmuwan juga akan mengembangkan bahasa pemrograman komputer baru, serta menciptakan metode komunikasi cybernetix dan komputasi kuantum sebagai instrumen dasar dari teknologi teleportasi.

Tidak diungkap lebih detail apakah teknologi ini akan berkaitan dengan wahana teleportasi yang dikembangkan oleh NASA.

Sebagai informasi, NASA sendiri juga tengah mengembangkan wahana khusus teleportasi bernama "EM Drive Propulsion System".

 


Digagas Ilmuwan Asal Inggris

Ilustrasi Mesin Waktu. (Doc: Deccanchronicle)

Adalah Roger Shawyer, seorang ahli engineer asal Inggris yang pertama kali menggagas konsep teknologi ini.

Kini, Shawyer bekerja khusus untuk NASA demi merampungkan proyek tersebut. Proyek rahasia ini bahkan digadang-gadang bakal 'menggebrak' hukum fisika.

Pasalnya, EM Drive Propulsion System memiliki desain yang mampu membuat mesin pendorong 'memanfaatkan' partikel cahaya dan menciptakan gelombang mikro di dalam sebuah ruang kecil berbentuk kerucut.

"Mesin pendorong akan diletakkan di ujung kerucut, yang mana akan menggerakkan mesin untuk 'melahap' partikel cahaya. Dari situ, wahana akan terbang dengan kekuatan rasio 1,2 millinewtons per kilowatt dengan satuan kurang lebih 0,1 millinewtons per kilowatt," kata Shawyer.

Jika wahana ini berhasil diuji coba, perjalanan luar angkasa para astronot akan berlangsung singkat.

"Manusia bisa pergi ke Bulan dalam waktu empat bulan, ke Mars cuma makan waktu empat minggu dengan wahana ini," lanjutnya.

Memang, Shawyer mengatakan proyek ini masih jauh dari kata rampung. Meski begitu, ia membenarkan bahwa sistem dan teknologi yang mendukung wahana itu tetap menunjukkan perkembangan secara konsisten.

(Jek/Isk)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya