Semester I 2018, Sido Muncul Raup Laba Rp 291 Miliar

Segmen herbal dan suplemen merupakan kontributor terbesar penjualan PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk.

oleh Bawono Yadika diperbarui 27 Agu 2018, 19:12 WIB
Ilustrasi laporan keuangan (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) membukukan pendapatan bersih senilai Rp 1,27 triliun sepanjang semester I 2018.

Pendapatan bersih tersebut meningkat sebesar 5,4 persen bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sekitar Rp 1,21 triliun.

Segmen herbal dan suplemen merupakan kontributor terbesar penjualan dengan pertumbuhan penjualan sebesar 7,4 persen. Segmen Healthy Food and Beverages tumbuh sebesar 0,4 persen. Segmen farmasi juga bertumbuh sebesar 10,9 persen.

Mengacu pada laporan keuangan publikasi, seiring peningkatan penjualan selama periode Januari-Juni 2018, SIDO juga menekan beban pokok penjualan sebanyak 5 persen dari Rp 674 miliar pada semester I 2017 menjadi Rp 638 miliar di periode yang sama tahun ini.

Direktur Keuangan PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk Leonard menuturkan, perseroan mampu menekan beban pokok penjualan diikuti oleh keberhasilan pabrikan meningkatkan efisiensi fasilitas produksi ekstraksi.

"Dalam meningkatkan produk, kita akan meningkatkan portfolio yang kita punya saat ini," tutur dia di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (27/8/2018).

Sejalan dengan efisiensi tersebut, perseroan mencetak peningkatan laba kotor sebesar 18 persen menjadi Rp 635 miliar per Juni 2018.

Adapun, laba bersih PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk melonjak 16,8 persen dari Rp 244 miliar di semester I 2017 menjadi Rp 291 miliar di periode yang sama tahun ini.

Hingga semester I 2018, realisasi dana belanja modal (capital expenditure/capex) SIDO mencapai Rp 163,3 miliar. Itu sekitar 54,43 persen dari total capex yang dialokasikan sepanjang tahun 2018 yang sebesar Rp 300 miliar. 

Perseroan memiliki tiga anak perusahaan dengan kepemilikan 99,9 persen yaitu PT Semarang Herbal Indo Plant, PT Muncul Mekar, hingga PT Berlico Mulia Farma yang memproduksi obat-obatan farmasi.

Sebagai tanggung jawab kepada masyarakat, Perseroan melakukan operasi katarak bekerjasama dengan Perdami dengan 51.000 mata telah dioperasi.

"Perseroan juga melakukan operasi bibir sumbing bekerjasama dengan rumah sakit," pungkas Leonard.

 

 

* Update Terkini Jadwal Asian Games 2018, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Asian Games 2018 dengan lihat di Sini

 


Teknologi 4 Negara Berpadu di Pabrik Baru Sido Muncul

Irwan Hidayat saat meninjau lokasi pabrik baru Sido Muncul (KRJogja.com/Budiono)

Sebelumnya, PT Jamu dan Farmasi Sido Muncul melakukan uji coba pabrik baru cairan obat dalam. Pembangunan pabrik baru ini untuk meningkatkan produksi dan menambah kualitas produk.

Informasi yang diperoleh KRJogja.com, pabrik baru tersebut mampu memproduksi 200 juta saset tiap bulan. Sedangkan pabrik lama hanya mampu memproduksi 80 juta saset tiap bulan. Peluncuran dilakukan tepat pada pukul 8 lewat 8 menit 8 detik.

Demikian dikatakan Direktur PT Jamu dan Farmasi Sido Muncul Irwan Hidayat kepada wartawan disela uji coba pabrik baru Senin 23 April 2018.

 Pabrik baru tersebut juga sukses menyatukan teknologi dari empat negara, yaitu Jerman, Jepang, India, dan Indonesia.

"Teknologi dari luar yang digunakan adalah produk Jerman untuk proses mixing, dari Jepang dan India untuk proses pengepakan, termasuk teknologi lokal. Ini baru tahap uji coba, karena peluncuran resminya nanti akan kami lakukan pada akhir Mei 2018. Kami berharap sebelum dilakukan launching pabrik baru, produksinya sudah terlebih dulu laku," tutur Irwan Hidayat.

Menurut Irwan, dibuatnya pabrik baru untuk produksi cairan obat dalam, tujuannya untuk meminimalisasi kesalahan pada proses pembuatan produk jamu Sido Muncul.

Di pabrik yang baru teknologi yang digunakan lebih modern dan semua sudah menggunakan teknologi komputer (computerized). Dengan teknologi tersebut bahan yang akan dicampur sudah di-settingmelalui program komputer, sehingga akan dihasilkan zero accident (tanpa kesalahan).

Pada peluncuran pabrik baru COD II, menurut Irwan, sekaligus juga dilakukan trial perdana produk tolak angin cair. Pabrik baru tersebut memang akan dikhususkan untuk memproduksi jamu cair Sido Muncul, seperti tolak angin cair, tolak linu, dan madu kembang Sido Muncul.

"Pabrik baru COD II juga dilengkapi dengan gudang bahan baku dan bahan jadi, ruang pengemasan primer hingga tersier, gudang bahan kemas, ruang pembuatan cairan obat dalam, ruang persiapan bahan baku dan ruang alat-alat utility," tutur Irwan Hidayat.

Kelebihan pabrik baru tersebut menurut Irwan Hidayat, proses produksi dilakukan secara otomatis karena dilakukan melalui program komputer, sehingga akan menghilangkan faktor human eror. Proses produksi dilakukan dengan sistem tertutup, dan semua bahan yang masuk akan dipanaskan terlebih dulu untuk menjaga sterilisasi.

Untuk menjaga proses otomatis dan tertutup, semua alat produksi dilengkapi dengan alat ukur modern yang memiliki ketelitian dapat diandalkan, seperti load cell (alat ukur timbangan), sensor temperatur, tekanan, volume, dan lainnya. Yang paling penting menurut Irwan, teknologi tersebut ramah lingkungan dengan menggunakan sistem pembersih CIP dan SIP.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya