Dorong Ekonomi, Kebijakan Pengelolaan SDA Harus Dibenahi

Sebenarnya Indonesia memiliki potensi mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang tinggi termasuk target 5,3 persen di 2019

oleh Merdeka.com diperbarui 28 Agu 2018, 14:15 WIB
Pemandangan gedung bertingkat di Jakarta, Sabtu (28/4). Menurut Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution, pertumbuhan ekonomi wajib meningkat hingga 6 persen lebih mulai 2019. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menyampaikan pandangan terkait Rancangan Undang Undang (RUU) Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN) 2019 serta nota keuangan dalam rapat paripurna di DPR, Jakarta, Selasa (28/8). Rapat tersebut dihadiri oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Wakil Menteri Keuangan Mardiasmo.

Anggota Komisi VII DPR RI, Ramson Siagian mengatakan, target pertumbuhan ekonomi pemerintahan Jokowi-JK pada kampanye pemilu 2014 sebesar 7 persen belum dapat diwujudkan hingga tahun kelima pemerintahan. Hal ini terlihat pada target pertumbuhan ekonomi di 2019 yang hanya 5,3 persen.

"Harapan rakyat, agar pertumbuhan ekonomi 7 persen untuk meningkatkan kemakmuran rakyat sampai tahun kelima atau tahun terakhir program pembangunan kabinet kerja atau tahun terakhir Jokowi-JK masih jauh dari janji," ujar Ramson di Ruang Paripurna DPR, Jakarta, Selasa (28/8/2018).

Ramson merinci, selama pemerintahan Jokowi-JK pertumbuhan ekonomi berjalan lambat. Pada 2015, pertumbuhan ekonomi hanya sebesar 4,8 persen. Kemudian pada 2016 hanya sebesar 5,0 persen sedangkan pada 2017 hanya tercapai sebesar 5,1 persen.

"Pada outlook pertumbuhan ekonomi 2018 hanya sebesar 5,2 persen, dan di RAPBN 2019 pertumbuhan ekonomi ditargetkan hanya berada pada angka 5,3 persen," ujar Ramson.

Ramson mengatakan, sebenarnya Indonesia memiliki potensi mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang tinggi termasuk target 5,3 persen di 2019 dengan melihat sejumlah Sumber Daya Alam (SDA) yang dimiliki Indonesia. Namun hal ini masih menemui sejumlah ketidakpastian karena kebijakan pengelolaan kurang memadai.

"Fraksi Gerindra sangat mengharapkan pemerintah Jokowi-JK dapat merealisasikan pertumbuhan ekonomi 5,3 persen serta 5,2 persen di 2018. Namun jika melihat kebijakan yang dibuat oleh pemerintah dan mengelola SDA, Gerindra masih tanda tanya apakah 5,3 persen dapat direaliasikan atau tidak," jelasnya.

Reporter: Anggun P. Situmorang

Sumber: Merdeka.com

* Update Terkini Jadwal Asian Games 2018, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Asian Games 2018 dengan lihat di Sini

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Pertumbuhan Ekonomi RI Dipatok 5,3 Persen di 2019

Suasana proyek pembangunan gedung di Jakarta, Sabtu (28/4). Pada 2018, pemerintah mematok target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,4 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,3 persen di tahun 2019. Angka ini lebih kecil dibandingkan target pemerintah pada Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2018 sebesar 5,4 persen.

Staf Khusus Presiden, Ahmad Erani Yustika memperkirakan, pertumbuhan ekonomi sampai akhir tahun ini berada dikisaran 5,2 persen. Oleh karenanya, dia memandang pertumbuhan ekonomi di 2019 sebesar 5,3 persen dinilai sangat realistis walaupun ada penurunan sebesar 1 persen pada APBN 2018. 

Ahmad menjelaskan, kenapa pemerintah tidak ingin menaikan target pertumbuhan ekonomi di 2019. Sebab, dirinya menilai secara kondisi ekonomi global sampai pertengahan tahun 2019, Indonesia akan mengalami beberapa tantangan berat terhadap tekanan eksternal.

"Ekonomi global sampai pertengahan tahun depan bahkan bisa sampai akhir tahun 2019 masih akan ada tantangan tantangan yang berat terutama dari Amerika Serikat. The Fed masih akan terus meningkatkan suku bunga minimal sampai pertengahan tahun depan. Oleh karenanya rintangan dari ekonomi eksternal itu lumayan terjal," jelasnya dalam diskusi Menakar Politik Anggaran RAPBN 2019, di Jakarta, Minggu (19/8).

"Belum lagi ada beberapa negara seperti Turki, ada Argentina yang yang mengalami masalah kondisi ekonominya," tambahnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya