Liputan6.com, Kuala Lumpur - Keberadaan mobil listrik di pasar otomotif Tanah Air masih tersandung regulasi yang belum jelas. Padahal, jika Peraturan Presiden (Perpres) terkait low carbon emission diterbitkan, bakal mendorong pasar kendaraan rendah (LCEV) emisi cepat terbentuk.
Salah satunya adalah PT Mercedes-Benz Distribution Indonesia (MBDI) . MBDI sudah membuktikannya dengan memamerkan mobil listriknya yang disebut EQ di ajang Indonesia International Motor Show (IIMS) 2018. Mobil ini diklaim sebagai pelopor solusi mobilitas di masa depan.
Advertisement
EQ memiliki arti Electric Intelligence, di mana teknologi EQ berasal dari nilai-nilai yang dianut oleh merek Mercedes-Benz, yaitu emotion dan intelligence.
Mercedes-Benz mengaku siap merakit mobil berteknologi elektrik jika kebijakan tersebut akan mendukung perakitan lokal. "Lebih dari 75 persen penjualan sudah diproduksi lokal, 6 model sudah dirakit di Wanaherang, pabriknya milik kita," ungkap Dennis Kadaruskan, Department Manager Public Relation MBDI, di Kuala Lumpur, Selasa 28 Agustus 2018.
Menurutnya, MBDI siap untuk merakit lokal mobil berteknologi listrik. Sementara itu, beberapa model yang bisa ditawarkan di masa mendatang adalah C-Class atau E-Class berteknologi EQ Power.
Untuk diketahui, Mercedes-Benz E 350 e yang dipamerkan di ajang Indonesia International Motor Show (IIMS) 2018 berhasil menyabet dua penghargaan IIMS. Yaitu kategori Best Electric Vehicle dan Best Sedan.
* Update Terkini Asian Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Beli Mercedes-Benz Resmi Lebih Terasa Adem, Ini Alasannya
Mercedes-Benz Distribution Indonesia memiliki strategi tersendiri untuk menjual produk-produknya di Indonesia. Selain menjualnya secara CBU (Completely Built Up) dan CKD (Completely Knock Down), ada strategi lain yaitu menyesuaikan komponen pendingin.
Sistem pendingin yang dimaksud adalah sistem pendingin mesin dan kabin (AC). Untuk pasar Indonesia sudah disesuaikan dengan kebutuhan negara tropis. Sehingga mobil Mercedes-Benz yang ditawarkan melalui MBDI memang sudah disesuaikan dengan kondisi iklim Indonesia.
Lantas bagaimana dengan performanya? Dennis Kadaruskan, Departement Manager Public Relation MBDI, mengatakan tidak ada perubahan dari segi performa. Tentunya mobil Mercedes yang dijual melalui dealer resmi kinerja komponen pendingin sudah disesuaikan dan ter-cover oleh garansi resmi 3 tahun atau 100 ribu kilometer. Yang artinya memberikan rasa ketenangan kepada pemilik.
Menurutnya mobil Mercedes-Benz yang dibeli selain di dealer resmi atau IU (Importir Umum) memiliki risiko kinerja sistem pendingin mesin maupun sistem AC tidak optimal. Karena bisa saja mobil tersebut diperuntukkan untuk negara dengan kondisi iklim yang berbeda.
Selain itu, mobil Mercedes-Benz yang dibeli di luar dealer resmi akan tidak ter-cover oleh garansi dan terkena biaya tambahan saat servis di dealer resmi. Besarnya biaya tambahan tersebut tergantung kepada jenis mobilnya.
Advertisement