Genjot Devisa, BI dan Pemerintah Fokus Kembangkan Pariwisata

Sektor pariwisata memiliki peran strategis yang dapat mendorong peningkatan penerimaan devisa.

oleh Septian Deny diperbarui 28 Agu 2018, 16:45 WIB
Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika di Lombok, Nusa Tenggara Barat. (Liputan6.com/Fiki Ariyanti)

Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) dan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman akan menggelar Rapat Koordinasi Pemerintah Pusat dan Daerah (Rakorpusda) guna mendorong mengembangkan sektor pariwisata di Indonesia.

Rakor yang digelar di Yogyakarta pada Rabu 29 Agustus 2018 tersebut mengangkat tema Memperkuat Sinergi dalam Akselerasi Pengembangan Destinasi Pariwisata Prioritas.

Direktur Eksekutif Departemen Regional 2 BI, Dwi Pranoto mengatakan, pengembangan sektor pariwisata diperlukan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan penguatan ketahanan eksternal ekonomi Indonesia.

Selain itu, sektor pariwisata memiliki peran strategis yang dapat mendorong peningkatan penerimaan devisa sehingga dapat memperbaiki neraca transaksi berjalan.

"Besok ada beberapa hal yang jadi perhatian kita, ini salah satunya memperbaiki current account defisit. Bagaimana pariwisata jadi sumber devisa kita, karena kita punya nature dan culture yang luar biasa‎," ujar dia di Yogyakarta, Selasa (28/8/2018).

 

* Update Terkini Jadwal Asian Games 2018, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Asian Games 2018 dengan lihat di Sini

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Kontribusi Pariwisata

Candi Borobudur di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, diterangi warna oranye pada Sabtu malam, 9 Desember 2017, untuk mendukung penghapusan kekerasan terhadap perempuan dan anak. (Foto: Istimewa/Twitter/@BorobudurPark)

Sementara itu, Direktur Eksekutif Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi Moneter BI Aida Budiman menyatakan, ‎upaya untuk memperbaiki defisit transaksi berjalan dengan mendorong pengembangan sektor pariwisata menjadi fokus perhatian pemerintah dan BI.

Menurut dia, pariwisata menjadi salah satu sektor yang berkontribusi besar terhadap peningkatan devisa. Sebagai contoh, pada 2015, kontribusi pariwisata mampu menyumbang USD 12 miliar, kemudian meningkat menjadi USD 13 miliar di 2016 dan USD 14 miliar di 2017.‎

Selain itu, lanjut dia, berkembangnya sektor pariwisata juga akan berkontribusi pada penyerapan tenaga kerja dan menjadi sumber pertumbuhan ekonomi yang kuat, berkesinambungan, seimbang, dan inklusif.

"Pariwisata juga bisa mendorong peningkatan tenaga kerja, peningkatan sumber daya manusia. Itu mengapa kami dukung upaya pemerintah dalam melakukan reformasi struktural supaya penerimaan devisa kita meningkat," tandas dia.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya