Catatan Istimewa Medali Emas Jonatan Christie bagi Indonesia dalam Sejarah Asian Games

Emas Asian Games 2018 membuat Jonatan Christie mencetak sejarah bagi dunia bulutangkis Indonesia.

oleh Nurfahmi Budi diperbarui 28 Agu 2018, 20:50 WIB
Pebulutangkis Indonesia, Jonatan Christie, saat melawan wakil China Taipei, Chou Tien Chen, pada final tunggal putra bulutangkis di Istora Senayan, Selasa (28/8/2018). (Bola.com/Peksi Cahyo)

Jakarta - Jonatan Christie membuat harum Indonesia di kancah Asian Games 2018 setelah menggapai medali emas dari tunggal putra bulutangkis. Pada babak final di Istora Senayan, Jakarta, Selasa (28/8/2018), Jonatan Christie menaklukkan Chou Tien Chen.

Pada laga yang berlangsung 1 jam dan 13 menit tersebut, Jonatan bekerja keras menaklukkan sang lawan dari Chinese Taipei, Chou Tien Chen. Pemuda berusia 20 tahun ini membutuhkan rubber game, yakni 21-18, 20-22, 21-15.

Hasil luar biasa ini membuat Jonatan Christie mencetak dua catatan istimewa bagi bulutangkis Indonesia di pentas Asian Games 2018. Ia menjadi pemain pertama Indonesia yang meraih medali emas nomor tunggal putra di pentas Asian Games, setelah Taufik Hidayat (2006).

Tak hanya itu, emas dari Jonathan Christie menjadi koleksi ke-7 medali emas Indonesia dari nomor tunggal putra di panggung Asian Games. Angka tersebut menyamai pencapaian China, sebagai pengoleksi terbanyak medali emas dalam sejarah Asian Games.

Bagi Jojo, sapaan akrab Jonatan Christie, emas dari tunggal putra ini menjadi pelampiasan setelah gagal mendulang prestasi terbaik di nomor beregu. Ia mengulangi catatan manis Taufik Hidayat pada Asian Games Doha, Qatar. Saat itu, sang legenda tepok bulu Indonesia ini menyudahi perlawanan Lin Dan.

Sayang, setelah era Taufik Hidayat, Indonesia kehilangan taji pada dua Asian Games berikutnya, yakni di Guangzhou, China (2010) dan Incheon, Korea Selatan (2014). Pada perhelatan di Guangzhou, Taufik Hidayat dan Sony Dwi Kuncoro, tumbang pada babak awal.

Taufik Hidayat, yang berstatus juara bertahan, tersungkur di tangan andalan Korsel, Park Sung=hwan dengan dua gim, 15-21, 16-21. Sementara itu, Sony Dwi Kuncoro takluk dari Chou Tien-chen dengan rubber game; 13-21, 21-14, 17-21.

Empat tahun berselang, Ihsan Maulana Mustofa tersangkut pada babak 16 Besar, kalah dari Ngyen Tiun Minh (Vietnam) dengan 21-9, 21-13. Sementara itu, unggulan ke-4, Tommy Sugiarto kalah dari pebulutangkis Hong Kong, Wei Nan melalui rubber game; 17-21, 23-21, 16-21. Berkat Jonatan Christie, dunia tunggal putra bulutangkis Indonesia tersenyum kembali. 

Sumber: Bola.com

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya