Liputan6.com, Jakarta - Pelatih kurash Indonesia, Deni Zulpendri mengungkap penyebab Indonesia belum mendapatkan medali pada hari pertama perebutan medali Kurash Asian Games 2018 dipertandingkan. Dia mengatakan, atlet Indonesia belum punya jam terbang yang cukup untuk bersaing.
Pada hari pertama pelaksanaan cabang olahraga kurash Asian Games 2018, Selasa (28/8/2018), Indonesia memang belum berhasil meraih satu medali pun dari tiga medali emas yang diperebutkan.
Baca Juga
Advertisement
Dari enam atlet Indonesia yang pada hari pertama tersebut, Hendi Hadiat (-66;kg putra), Aprilianda Adhi Timur (-66 kg putra),Heka Maya Sari Sembiring (52 Kg putri), dan Franklin Misionaris Kakalang (+90 Kg putra) kandas di babak penyisihan.
Hanya Billy Sugara (+90 putra) yang sempat lolos ke babak 16 besar, serta Terry Kusumawardani Susanti (52 kg putri) yang sampai ke babak delapan besar.
"Memang kita akui jam terbang anak-anak masih sangat minim. Kalau eibamdingkan dengan atlet dari negara lainnya, kita memang masih kalah kelas," katanya seperti dikutip Antara.
an apa yang kita inginkan itu. Kami mohon doa dari seluruh masyarakat Indonesia agar bisa mengukir prestasi di Asian Games ini," katanya.
Dominasi Asia Tengah
Lebih lanjut Deni mengatakan, selain jam terbang yang masih minim, atlet Indonesia kalah postur dibandingkan dengan atlet negara lainnya terutama yang berasal dari negara-negara Asia Tengah seperti Uzbekistan, Turkmenistan, Tajikistan, Kyrgistan, dan Kazakhstan.
"Kalau soal 'power', anak-anak kami nilai cukup bisa mengimbangi. Tapi ya... itu jam terbang masih minim dan kalah postur, itu yang jadi penyebab gagalnya kita meraih medali di hari pertama," katanya.
Sementara untuk menghadapi hari kedua, lanjut dia, harapan untuk meraih medali masih terbuka melalui Khasani Najmu Shifa (63 Kg putri), Szalsza Maulida, Marcelina Papara (78 kg putri).
"Ya mudah-mudahan keduanya bisa mewujudkan," katanya.
Advertisement