Kepercayaan Terhadap DPR Meningkat, Komisi III Dinilai Berkinerja Terbaik

Menurut Anggota Komisi III DPR Ahmad Sahroni, beberapa jenis kejahatan menjadi perhatian serius. Di antaranya, narkoba dan korupsi.

oleh Liputan6.com diperbarui 29 Agu 2018, 10:07 WIB
Ketua KPK Agus Rahardjo (tengah) bersama Wakill Pimpnan KPK, Saut Situmorang, Laode Muhammad Syarif, Basaria Panjaitan, dan Alexander Marwata mengikuti Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi III DPR, Jakarta, Senin (23/7). (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Kepercayaan publik terhadap Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) meningkat berdasar hasil survei Charta Politika. Prestasi itu disebut sebagai buah dari kinerja terbaik yang dilakukan para anggota parlemen, terutama Komisi III.

Anggota Komisi III DPR Ahmad Sahroni memandang, penilaian publik itu membuktikan bahwa wakil rakyat yang membidangi hukum, keamanan dan hak asasi manusia (HAM) melakukan pengawasan terhadap penegakan hukum, stabilitas keamanan negara, dan persoalan HAM.

"Kita mengapresiasi penilaian publik atas kinerja Komisi III yang dipandang baik. Ini menggambarkan masyarakat percaya para wakilnya yang duduk di parlemen akan selalu mengawasi pemerintahan, khususnya dalam hal penegakan hukum, keamanan dan HAM," kata Sahroni dalam keterangan tertulis, Jakarta, Rabu (29/8/2018).

Menurut dia, beberapa jenis kejahatan menjadi perhatian serius. Di antaranya, narkoba dan korupsi. DPR memastikan tidak adanya pelemahan dalam pemberantasan korupsi, bahkan memperkuat peran Polri dan Kejaksaan selaku institusi yang juga berwenang menangani kasus ini selain Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

"Kita juga tidak berniat melemahkan kewenangan KPK," ucap Sahroni.

Sementara untuk kasus narkoba, Komisi III juga berkali-kali menyerukan sinergitas intansi terkait seperti Badan Narkotika Nasional (BNN), Polri, Bea Cukai, TNI untuk pemberantasan zat terlarang tersebut.

"Kita menekankan penanganan narkoba tidak bisa dilakukan secara parsial dengan mengedepankan ego sektoral masing-masing institusi. Harus bersinergi. Selain pengedaran, penyelundupan melalui jalur tikus perairan dan perbatasan hingga pelabuhan dan bandara udara sebagai pintu masuk ke Indonesia juga harus diperkuat," papar Sahroni.

"Demikian pula dengan pengawasan kimia yang menjadi bahan baku pembuatan narkoba dan peran lingkungan untuk mengawasi adanya lokasi-lokasi home industry narkoba harus terus digencarkan," sambung dia.

 

 

* Update Terkini Asian Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini.

Saksikan tayangan video menarik berikut ini:


Citra Indonesia

Suasana RDP Komisi III DPR dengan KPK di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (23/7). Rapat membahas Program dan Anggaran KPK, dalam kesempatan itu Anggota Komisi III menyinggung Jual-Beli Fasilitas di Lapas Sukamiskin. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Hal lain yang menjadi concern Komisi III adalah keamanan negara. Tahun ini selain memasuki tahun politik, perhelatan event akbar juga dilakukan di Indonesia seperti Asian Games pada Agustus-September dan pertemuan International Monetary Fund (IMF) and the World Bank Annual Meetings di Bali pada Oktober mendatang.

"Ini menyangkut citra Indonesia, keamanan harus dipastikan termasuk dari gangguan terorisme. Kami mengapresiasi langkah Polri dan instansi terkait dalam penanganan terorisme," tandasnya.

Survei Charta Politika, pada Selasa 28 Agustus 2018 merilis hasil survei yang diberi tajuk 'DPR Terima Rapor'.

Manajer riset Charta Politika, Muslimin Tanja mengungkapkan terjadi peningkatan kepercayaan publik atas DPR. Bila di berbagai survei sebelumnya disebutkan berada di peringkat terakhir, DPR kali ini berhasil meraih kepercayaan tinggi masyarakat dengan angka 49,3%.

Peringkat ini hanya berada di bawah TNI (73,5%), KPK (73,4%), Presiden (68,6%) dan Polri (50,4%).

Dari phone survei yang dilakukan terhadap 800 koresponden di delapan kota besar tersebut, kepercayaan masyarakat terhadap DPR lebih tinggi dibanding partai politik yang berada di angka 45,8%.

Terkait kinerja masing-masing bidang, Komisi III dipercaya publik paling menunjukkan kinerja dengan capaian angka berkisar 37%, disusul Komisi VIII (35,8%), dan Komisi I (27,3%). Komisi VII menjadi komisi yang dianggap paling minim kinerja dengan angka hanya 14%.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya