Liputan6.com, Jakarta - Jemaah haji kelompok terbang (kloter) 1 Debarkasi Surabaya asal Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, tiba di Tanah Air pada Selasa, 28 Agustus 2018 sekitar pukul 01.00 WIB dini hari.
Mereka yang berjumlah 450 orang itu terlihat turun di Bandara Juanda, Sidoarjo, Jawa Timur menggunakan pesawat Saudia Arabian Airlines, nomor penerbangan SV 5110.
Advertisement
Kemudian, jemaah haji menggunakan bus ke Asrama Haji Sukolilo Surabaya dan tiba pada sekitar pukul 03.25 WIB. Kedatangan mereka disambut Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kakanwil) Provinsi Jawa Timur Syamsul Bahri.
"Alhamdulillah, jemaah kloter 1 tiba di Tanah Air dengan utuh. Saat berangkat mereka berjumlah 450 orang. Seluruhnya tiba di Tanah Air dengan selamat," ujar Syamsul, seperti dilansir Antara, Rabu (29/8/2018).
Di Asrama Haji Sukolilo Surabaya, jemaah haji menjalani proses keimigrasian yang membutuhkan waktu sekitar satu jam sebelum kemudian dipulangkan ke daerah asal.
"Hari ini, selain kloter 1, Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Debarkasi Surabaya menerima kedatangan jemaah haji kloter 2 asal Kabupaten Bondowoso dan kloter 3 asal Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur," ucap Syamsul.
Setiap haji di Asrama Haji Sukolilo Surabaya, kata dia, mendapat jatah air zamzam masing-masing lima liter yang telah dikemas dan disiapkan oleh petugas PPIH Debarkasi Surabaya.
* Update Terkini Asian Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Barang Bawaan Terpisah
Sementara itu, barang bawaan jemaah haji tampak diantar terpisah menuju daerah asal menggunakan truk. Sedangkan jemaah haji pulang ke daerah asal menggunakan bus yang dikoordinasikan oleh Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota setempat.
Menurut Kepala Subbagian Hubungan Masyarakat Kanwil Kemenag Provinsi Jawa Timur Markus mengatakan, jemaah juga diperbolehkan dijemput keluarganya menggunakan mobil pribadi di Asrama Haji Sukolilo Surabaya.
"Kalau dijemput sendiri oleh keluarganya, maka harus berkoordinasi dengan panitia daerah. Biar tidak dicari-cari kalau tidak ada di bus rombongan," tutur Markus.
Advertisement