Obat Disfungsi Ereksi Tak Selalu Ampuh untuk Setiap Individu

Seberapa efektif tiga jenis obat disfungsi ereksi, yakni sildenafil, tadalafil, dan vardenafil untuk mengobati kondisi tersebut.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 29 Agu 2018, 22:00 WIB
Sildenafil, tadalafil, dan vardenafil seberapa besar efektifnya untuk obati disfungsi ereksi. (iStock)

Liputan6.com, Jakarta Sildenafil, Tadalafil, dan Vardenafil adalah tiga jenis obat untuk mengatasi disfungsi ereksi (ketidakmampuan mempertahankan ereksi). Obat tersebut diberikan pada tahap awal penanganan pasien yang menderita disfungsi ereksi.

Saat ditemui di Tjikinii Lima Restaurant, Dokter Spesialis Andrologi, Nugroho Setiawan mengatakan, efektivitas ketiga obat disfungsi ereksi tergantung masing-masing individu. Artinya, tidak semua individu cocok dan ereksi kembali pulih setelah minum obat tersebut.

""Obat disfungsi ereksi tidak semuanya efektif pada pasien. Di beberapa penelitian di dunia, keberhasilan obat tidak 100 persen. Ya, 35 persen gagal," kata Nugroho dalam acara "Sadari Penyebab dan Faktor Risiko Disfungsi Ereksi (DE)" pada Rabu (29/8/2018).

Kegagalan penanganan disfungsi ereksi dengan obat perlu disampaikan kepada pasien. Dokter harus menyampaikan secara terbuka.

"Jangan sampai pasien sudah berobat mahal, lalu dia komplen, 'Kok sudah minum obat, tapi (disfungsi ereksi) belum sembuh-sembuh juga," lanjut Nugroho.

 

* Update Terkini Asian Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini.

 

Simak video menarik berikut ini:


Dosis obat

Ada aturan dan dosis penggunaan obat disfungsi ereksi. (iStockphoto)

Konsumsi obat disfungsi ereksi pun tidak sembarangan. Dalam hal ini, peran dokter memberikan resep dan memantau kemajuan kondisi pasien.

"Ada dosis maksimalnya juga. Diminum satu kali sehari, bukan dua kali. Misal, sildenafil, dosis maksimalnya 100 mg," Nugroho menambahkan.

Ketiga obat berfungsi melancarkan pembuluh darah. Pembuluh darah melebar sehingga aliran darah terkumpul di penis. Hal ini akan membuat pria ereksi.


Terdapat kontradiksi

Ada kontradiksi dari obat disfungsi ereksi. (iStockphoto)

Meski sildenafil, tadalafil, dan vardenafil bisa mengobati disfungsi ereksi, dokter perlu berhati-hati memberikan obat tersebut. Ini dikarenakan ada kontradiksi yang terjadi. Ada efek obat yang mencegah obat bekerja maksimal.

"Obatnya kan berfungsi melebarkan pembuluh darah. Itu menyebabkan tekanan darah menjadi rendah. Makanya, pria yang punya tekanan darah rendah tidak dianjurkan dan tidak efektif digunakan," jelas Nugroho.

Bila konsumsi obat difungsi ereksi gagal, dokter dapat memberikan injeksi intracavernous (suntikan ke pangkal penis).

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya