Jagoan E-Sports Indonesia Tak Gunakan Doping pada Asian Games 2018

Atlet E-Sport di Asian Games 2018 wajib mengikuti tes anti-doping sebelum dan sesudah bertanding.

oleh Zulfirdaus Harahap diperbarui 29 Agu 2018, 17:35 WIB
Pemain Indonesia, Sumarandak Ridel alias BenZerRidel (tengah), berfoto saat penyerahan medali nomor Clash Royale eSport Asian Games 2018 di Britama Arena Jakarta, Senin (27/8). Ridel berhasil mempersembahkan medali emas. (ANTARA FOTO/INASGOC/Ady Sesotya)

Jakarta - Ketua Asosiasi E-Sports Indonesia (IeSPA), Eddy Lim, menjamin para atlet yang berlaga di pentas Asian Games 2018 tak ada yang menggunakan doping. Menurut Eddy Lim, para atlet eSport juga harus melewati tes anti-doping.

eSports mendapatkan panggung untuk pertama kali dipertandingan di Asian Games 2018. Namun, olahraga ini hanya menjadi demonstrasi yang berarti peraih medali tidak dihitung dalam klasemen.

Pada Asian Games 2018, eSports memperlombakan enam nomor yakni Arena of Valor, Clash Royale, Hearthstone, League of Legends, Pro Evolution Soccer, dan Starcaft II. Cabang olahraga ini diikuti 18 negara.

"Saya belum pernah mendengar adanya atlet eSport yang berlaga di Asian Games 2018 menggunakan doping. Saya juga tidak melihat adanya tanda-tanda mereka menggunakan itu," kata Eddy Lim dalam konferensi pers di Jakarta Convention Center (JCC), Rabu (29/8/2018).

"Seperti yang saya lihat, mereka seperti para atlet olahraga lainnya. Tentu saja, sebelum bertanding kami sudah melakukan tes anti-doping," ujar Eddy.

Sukses di Asian Games 2018, eSports kini berencana dipertandingkan dalam SEA Games 2019 di Filipina. Selain itu, Federasi Olahraga Elektronik Asia (AESF) juga sedang berusaha agar eSports bisa dipertandingkan di Olimpiade 2020 dan Asian Games 2022.

Sumber: Bola.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya