Liputan6.com, Jakarta - Pemanfaatan teknologi digital terbukti mampu mengakselerasi pertumbuhan usaha mikro, kecil, dan menengah di Indonesia. Ini terungkap dari diskusi yang digelar Katadata Forum.
Forum diskusi tersebut dihadiri puluhan pemangku kepentingan dan pelaku usaha UMKM. Sekretaris Kementerian Koperasi dan UMKM, Meliadi Sembiring dalam sambutannya mengatakan, UMKM merupakan tulang punggung perekonomian.
Advertisement
"Sekitar 98% perusahaan yang ada di Indonesia masuk kategori UMKM. Mereka terbukti memberikan kontribusi nyata bagi pembangunan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja. UMKM juga tercatat berkontribusi sebesar 60,34% kepada perekonomian nasional di tahun 2016," ujar dia, Rabu (29/8/2018).
Namun demikian, Pengamat UMKM, Erwin Panigoro mengungkapkan masih ada tantangan yang dihadapi UMKM di Indonesia. Di antaranya kesulitan dalam mendapatkan modal awal, mendapatkan akses ke pasar, melakukan promosi dan marketing, dan memperbesar (scale-up) bisnis mereka.
"Salah satu solusi yang dapat membantu UMKM tumbuh lebih cepat adalah melalui digitalisasi dan pemanfaatan teknologi. Sayangnya, dari 59,2 juta UMKM, baru 3,79 juta yang memanfaatkan platform online dalam berbisnis, atau hanya 8% dari total UMKM di Indonesia,” ujarnya.
Pada kesempatan yang sama, Turro Wongkaren, Kepala Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia mengungkapkan keberadaan platform seperti GO-JEK bisa menjawab tantangan-tantangan yang dihadapi oleh UMKM.
"Keberadaan layanan GO-FOOD dari GO-JEK mendukung para UMKM untuk go-online, meningkatkan volume transaksi mitra UMKM, membuka akses langsung ke pasar (konsumen) serta meningkatkan aset usaha," kata dia.
Chief Corporate Affairs GO-JEK, Nila Marita menambahkan, GO-JEK membantu lebih dari 442 ribu UMKM Indonesia menjawab tantangan pasar melalui ekosistem GO-JEK.
Dengan teknologi yang ditawarkan GO-JEK, pelaku UMKM berhasil memperluas akses ke pasar dan menjangkau lebih dari 96 juta konsumen yang telah mengunduh aplikasi GO-JEK.
"Tahun ini GO-JEK berkomitmen akan terus meningkatkan pemberdayaan UMKM di Indonesia melalui teknologi yang kami miliki," ujar dia.
Berkat kemudahan dan keterbukaan platform GO-FOOD, UMKM dengan omzet di bawah Rp 1 juta hingga lebih dari Rp 15 juta dapat bersaing dengan perusahaan besar dengan modal yang relatif kecil. UMKM itu dapat beroperasi secara efisien karena mereka dapat memanfaatkan ekosistem GO-JEK guna mengurangi biaya operasional.
Selain itu, mereka dapat memperluas pasar tanpa harus mengeluarkan biaya investasi besar-besaran seperti membuat website. Saat ini di ekosistem GO-JEK terdapat 442.000 UMKM yang didukung oleh GO-FOOD, GO-SEND, dan GO-PAY.
"Dengan menjadi mitra GO-JEK, UMKM dapat dengan mudah dijangkau oleh lebih dari 96 juta konsumen yang telah mengunduh aplikasi GO-JEK di seluruh Indonesia," beber Nila.
Melalui platform GO-FOOD, UMKM tidak memerlukan kemampuan khusus atau dana lebih untuk memasarkan produk mereka karena dibantu dengan algoritma teknologi targeted promotion kepada konsumen yang tepat, yang telah dikembangkan oleh GO-JEK.
"Mereka tidak perlu mengeluarkan biaya investasi besar untuk perluasan pasar. Melalui GO-SEND, UMKM pun dapat melayani pengiriman hingga ke depan pintu rumah konsumen tanpa harus mengeluarkan biaya besar membeli kendaraan pengantar," beber Nila.
* Update Terkini Asian Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini.
Saksikan tayangan video menarik berikut ini: