Liputan6.com, Seoul - Pemerintah Korea Selatan segera menetapkan larangan penjualan kopi di seluruh sekolah, guna mempromosikan gaya hidup sehat di kalangan siswa dan pengajar.
Semua mesin penjual otomatis dan kios makanan ringan di sekolah dasar dan menengah akan menghentikan penjualan berbagai produk kopi pada 14 September, menurut Kementerian Keamanan Pangan dan Obat-obatan setempat.
"Revisi ini bertujuan untuk menciptakan kebiasaan makan yang sehat di kalangan anak-anak dan remaja," kata seorang pejabat kementerian, menurut laporan di Korea Times.
"Kami akan memastikan kopi dilarang di sekolah," kata pengumuman itu sebagaimana dikutip dari The Guardian, Kamis (30/8/2018).
Baca Juga
Advertisement
Larangan penjualan kopi di sekolah adalah bagian dari kampanye yang lebih luas oleh pejabat setempat, untuk mengurangi konsumsi makanan dan minuman tinggi kalori atau kafein.
Selain itu, larangan terkait juga sebagai tindak lanjut terhadap laporan media mengenai beberapa siswa yang menderita palpitasi jantung setelah minum kopi. Menurut catatan pihak berwenang, kondisi tersebut memicu pusing, peningkatan detak jantung, gangguan tidur dan rasa gugup berlebih.
Banyak siswa mengonsumsi kopi atau minuman energi untuk tetap terjaga, sebagai upaya belajar giat dalam meraih nilai unggul di sekolah Korea Selatan, yang terkenal sangat kompetitif.
* Update Terkini Jadwal Asian Games 2018, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Asian Games 2018 dengan lihat di Sini
Simak video pilihan berikut:
Konsumen Kopi Terbesar di Asia
Menurut riset pasar oleh Euromonitor baru-baru ini, masyarakat Korea Selatan minum rata-rata 181 cangkir kopi per tahun. Temuan tersebut merupakan angka tertinggi dibandingkan konsumsi serupa di negara-negara Asia lainnya.
Paket-paket kopi instan bergengsi, seperti merek Milky misalnya, menjadi populer sejak dekade 1950-an, bertepatan dengan kedatangan ribuan pasukan AS yang membawa budaya ngopi ke Negeri Ginseng.
Namun, dalam beberapa tahun terakhir, posisi kopi instan mulai bersaing ketat dengan kafe-kafe trendi, yang bertebaran di hampir setiap jalan di banyak kota di Korea Selatan.
Di Seoul, ibu kota dan kota terbesar setempat, diketahui terdapat lebih dari 18 ribu kedai kopi pada akhir 2016, melebihi jumlah toko serbaada yang bertahun-tahun menjadi pemandangan lumrah di sana.
Sebelumnya, pemerintah Korea Selatan telah melakukan pembatasan pada penjualan minuman energi, larangan iklan makanan cepat saji di televisi, serta pengetatan izin promosi makanan ringan bergula di area yang mudah terjangkau anak-anak di bawah umur.
Seluruh larangan di atas merupakan bagian dari obsesi pemerintah Korea Selatan dalam mengatasi peningkatan risiko obesitas di kalangan pelajar.
Disebutkan bahwa 17 persen siswa sekolah dasar dan menengah mengalami obesitas yang mengkhawatirkan pada 2016. Hal itu naik sekitar 12 persen dari satu dekade sebelumnya.
Advertisement