Festival Pacu Jalur 2018 Sajikan Beragam Budaya Melayu

Deretan budaya Melayu khas Kuansing tersaji di Festival Pacu Jalur 2018.

oleh Cahyu diperbarui 30 Agu 2018, 10:31 WIB
Deretan budaya Melayu khas Kuansing tersaji di Festival Pacu Jalur 2018.

Liputan6.com, Kuansing Salah satu festival tertua di Indonesia, Festival Pacu Jalur di Kuantan Singingi (Kuansing), Riau, resmi dimulai pada Rabu (29/8/2018). Kegiatan yang akan berlangsung hingga 1 September 2018 ini berpusat di Lapangan Limuno, Teluk Kuantan.

Berbagai atraksi budaya Melayu khas Kuansing pun dipertunjukkan, salah satunya Tari Sombah Carano. Sombah Carano adalah tarian untuk menyambut tamu. Tarian ini menampilkan sejumlah penari pria membawa pedang dan perisai. Mereka bergerak layaknya menjaga suasana.

Tak lama, masuk para penari wanita. Setelah melenggak lenggok dengan gemulai, para penari wanita ini kemudian menghampiri para tamu undangan.

Adapun tamu yang hadir di antaranya Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rahman, Bupati Kuantan H Mursini, dan Staf Ahli Menteri Bidang Multikultural Esthy Reko Astuty. Menurut Esthy Reko Astuty, Kuantan Singingi dan Riau sangat beruntung karena memiliki budaya Melayu.

“Kebudayaan Melayu sangat dekat dan erat dengan negara-negara tetangga, seperti Malaysia dan Singapura. Ini keuntungan. Sebab, dengan atraksi-atraksi terbaik wisatawan mancanegara bisa datang,” ujarnya.

Esthy juga memuji Festival Pacu Jalur yang mampu masuk dalam Calendar of Events Kementerian Pariwisata.

“Masuk dalam Calendar of Events Kementerian Pariwisata tidak mudah. Sebab, harus melewati kurasi terlebih dahulu. Tahun depan, kurasi akan lebih diperketat karena melibatkan kurator-kurator andal. Tapi dengan pelaksanaan yang baik, apalagi Festival Pacu Jalur sudah berusia ratusan tahun, saya yakin event ini akan masuk Calendar of Event 2019,” ucapnya.

Dalam pembukaan Festival Pacu Jalur 2018, budaya melayu sangat menonjol. Selain Tarian Sombah Carano, ada juga penampilan Tari Manyokok. YaituTarian ini menceritakan tentang kegiatan masyarakat dalam mencari ikan. 

Selain itu, ada juga aksi lempar pantun khas Melayu. Lempar pantun sudah diawali sejak Gubernur Riau dan Staf Ahli Menteri Bidang Multikultural hendak menuju tribun kehormatan dan saat tamu-tamu undangan memberikan sambutan.

Acara pembukaan ditutup dengan aksi Tarian Rakyat Kolosal. Tarian ini menceritakan kehidupan sehari-hari. Menariknya, pada akhir penampilan seluruh tamu undangan diajak menarik bersama di lapangan.

Menteri Pariwisata, Arief Yahya, ikut menyambut baik pelaksanaan Festival Pacu Jalur 2018.

“Ini budaya tua. Pelaksanaannya pun keren. Setiap tahun selalu dipenuhi pengunjung. Pacu Jalur adalah salah satu festival terbaik di Indonesia,” kata dia.

Hanya saja, Arief mengingatkan agar aksesibilitas menuju Kuansing ditingkatkan.

“Karena akses menjadi salah satu kunci untuk mendatangkan wisatawan. Semakin mudah lokasinya dijangkau, akan semakin banyak wisatawan yang hadir,” ujarnya.

 

 

(*)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya