Sepi Sentimen Internal, Rupiah Masih Tertekan

Hingga Kamis siang 30 Agustus 2018, rupiah bergerak di kisaran 14.650-14.658 per dolar AS.

oleh Agustina Melani diperbarui 30 Agu 2018, 14:00 WIB
Petugas menunjukkan uang dolar AS di gerai penukaran mata uang di Ayu Masagung, Jakarta, Senin (13/8). Pada perdagangan jadwal pekan, senin (13/08). Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menyentuh posisi tertingginya Rp 14.600. (Merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Kamis pekan ini. Pasar menanti negosiasi perdagangan antara Amerika Serikat dan China, serta NAFTA menggerakkan nilai tukar rupiah.

Berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), Kamis (30/8/2018) rupiah berada di posisi 14.655 per dolar Amerika Serikat pada 30 Agustus 2018 atau turun 12 poin dari periode perdagangan 29 Agustus 2018 di kisaran 14.643.

Sementara itu, berdasarkan data Bloomberg, rupiah dibuka melemah ke posisi 14.657 per dolar AS dari penutupan kemarin 14.645. Hingga Kamis siang ini, rupiah bergerak di kisaran 14.650-14.658 per dolar AS.

Ekonom PT Bank Central Asia Tbk (BCA), David Sumual menuturkan, pergerakan rupiah masih dipengaruhi sentimen perang dagang. Ia menilai, pelaku pasar menanti penerapan tarif dagang terhadap barang impor China oleh AS senilai USD 200 miliar. Penerapan tarif itu akan berlaku pada 5 September 2018.

Selain itu, AS dan Meksiko sepakat merombak perjanjian perdagangan bebas Amerika Utara atau North America Free Trade Area (NAFTA). Diperkirakan perjanjian dengan Kanada juga bisa disetujui.

"Pasar uang terkait NAFTA dan Brexit. Uni Eropa akan lebih dekat dengan Inggris untuk perdagangan. Perang dagang ini berdampak terhadap mata uang emerging market," ujar David saat dihubungi Liputan6.com.

Ia menambahkan, sentimen eksternal lebih pengaruhi pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Dari internal, menurut David sepi sentimen. "Dari internal tidak apa-apa. Tunggu inflasi," ujar dia.

David menilai, pergerakan nilai tukar rupiah seperti mata uang Malaysia ringgit dan baht Thailand. Akan tetapi, tekanan rupiah lebih besar. "Rupiah akan bergerak di kisaran 14.640-14.680 pada Kamis pekan ini," tutur dia.

 

 

* Update Terkini Jadwal Asian Games 2018, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Asian Games 2018 dengan lihat di Sini

 


Meredanya Kekhawatiran Perang Dagang Tahan Pelemahan Rupiah

Petugas melayani nasabah di gerai penukaran mata uang di Ayu Masagung, Jakarta, Senin (13/8). Pada perdagangan jadwal pekan, senin (13/08). Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menyentuh posisi tertingginya Rp 14.600. (Merdeka.com/Arie Basuki)

Sebelumnya, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kembali melemah pada perdagangan Rabu pekan ini.

mengutip Bloomberg, Rabu 29 Agustus 2018, rupiah dibuka di angka 14.630 per dolar AS, melemah jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 14.626 per dolar AS.

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah diperdagangan di kisaran 14.630 per dolar AS hingga 14.654 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah telah melemah 8,04 persen.

Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 14.643 per dolar AS, melemah jika dibandingkan dengan patokan sehari sebelumnya yang ada di angka 14.614 per dolar AS.

Analis Senior CSA Research Institue Reza Priyambada di Jakarta, Rabu mengatakan bahwa sejumlah mata uang kuat di kawasan Asia yang cenderung melemah berdampak negatif bagi mata uang rupiah.

"Laju nilai tukar rupiah tertahan karena sentimen eksternal, namun fluktuasinya relatif stabil seiring dengan penjagaan Bank Indonesia," katanya.

Menurut dia, sentimen kenaikan suku bunga The Fed dalam waktu dekat menjadi salah satu faktor yang menahan laju mata uang di negara berkembang, termasuk rupiah.

Kendati demikian, lanjut dia, depresiasi rupiah relatif tertahan menyusul meredanya kekhawatiran isu perang dagang sehingga mengurangi permintaan terhadap aset berdenominasi dolar AS.

Reza menambahkan bahwa sentimen dari dalam negeri juga relatif kondusif, Bank Indonesia berkomitmen terus berupaya menjaga rupiah sesuai dengan fundamentalnya serta memastikan ketersediaan valas.

Ia menambahkan Bank Indonesia juga melakukan lelang Foreign Exchange (FX) swaps diharapkan dapat menahan penurunan cadangan devisa.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya