Liputan6.com, Garut - Geliat pembangunan ekonomi pedesaan yang digulirkan pemerintah melalui Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) mulai terlihat, salah satunya di Garut, Jawa Barat.
Badan usaha yang digulirkan di tiap desa itu mulai menjawab harapan pelaku usaha di desa, dalam mengoptimalkan hasil bumi secara maksimal dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa.
"Dulu kami menjual melalui tengkulak, sekarang pemerintah buka jaringan distribusi hingga pemasarannya," ujar Mut'al, pengurus Bumdes Pakenjeng, dalam pameran Bumdes di Kecamatan Cikajang, Garut, Kamis (30/8/2018).
Meskipun terbilang baru, badan usaha yang ia kembangkan bersama warga desa dalam satu tahun terakhir itu, mulai menunjukkan performa penjualan yang menggembirakan.
Beragam produk hasil bumi mulai vanila, kapol, cengkeh, hingga rempah lainnya banyak dicari pembeli luar kota dengan tujuan ekspor. "Secara pastinya saya juga belum tahu ke mana, namun infonya buat dijual lagi ke luar negeri," kata dia.
Ia mengakui, awalnya kesulitan dalam menggerakkan usaha dalam satu badan usaha di desa. Koperasi Unit Desa (KUD) tidak berkembang, maka diperlukan terobosan dalam meyakinkan masyarakat.
"Misal kita juga bantu pengemasan dan pengolahan, agar hasil bumi kita tidak dijual secara mentah," kata dia.
Baca Juga
Advertisement
Hasilnya, produk hasil bumi dari Pakenjeng mulai terbiasa dibeli langsung produsen tanpa campur tangan tengkulak, rentenir yang selama ini menjadi mitra mereka.
"Selama ini banyak (potensi) tidak tergali karena tidak ada wadah, jadi adanya bumdes sangat positif," kata dia.
Hal yang sama diakui Ratna Juwita, Ketua Bumdes Desa Selaawi yang bergerak di sektor kerajinan tangan bambu ini mengakui, jika kehadiran bumdes mampu meningkatkan taraf ekonomi masyarakat.
Ati Chiu, panggilan akrab Ratna di komunitas bambu berharap, produk kerajinan bambu yang ia hasilkan, terus berkembang, seiring banyaknya akses informasi yang diperoleh. "Kami pun mengembangkan pembibitan dengan lahan yang cukup luas," kata dia.
Direktur Direktorat Jenderal Pembangunan Kawasan Perdesaan (Dirjen PKP) Kemendes PDTT Harlina Sulistyorini, mengaku bangga dengan capaian dan progres Bumdes di kota dodol saat ini.
Meskipun belum seluruhnya berkembang, namun dalam pameran bumdes yang diinisiasi media nasional itu, lembaganya menilai besarnya potensi yang telah ditampilkan bumdes. Dengan upaya itu, dapat menjadi acuan pemerintan untuk pengembangan ke depan.
"Inilah yang namaya pembangunan dari desa itu, jadi potensi desa bisa dioptimalkan langsung masyarakat," kata dia.Saat ini ada empat kegiatan prioritas kemendes yang digulirkan dalam program nawacita pemerintah, antara lain ; bumdes, sarana olahraga, pro kades dan embung desa. "Kenapa embung ? Sebab masih banyak desa yang masih memerlukan air," kata dia.
Dalam rencana pembangunan lima tahu pertama pemerintah Jokowi, salah satu program utama yakni pengembangan ekonomi masyarakat desa.
"Konsepnya membuat kawasan antar desa, setelah bumdes berkembang, nanti ada kerjasama antar desa, jadi ada nilai tawar, nilai ekonomi dan kesejahteraan masuarakat meningkat," papar dia.
Saat ini, total anggaran pemerintah yang digulirkan ke desa mencapai Rp 87 triliun, dari jumlah itu, berhasil terbentuk 40 ribu bumdes dari 74 ribu desa saat ini.
"Tapi memang yang produktifnya baru sekitar 32 ribu Bumdes, dan perlu treatmen dari berbagai segi mulai produksi, marketing hingga pemasaran," ujarnya.
Tunggu Peran BUMN Bagi Bumdes
Untuk mendukung pengembangan bumdes ke depan ujar dia, pemerintah terus mengupayakan keberadaan kementerian BUMN termasuk perusahaan di bawahnya, untuk pengembangan bumdes.
Mulai training, pelatihan hingga permodalan yang diberikan. "Bank BNI sudah mulai pilot project, dan hasilnya sudah terlihat," kata dia.
Kemudian, mengoptimalkan pola pendampingan yang telah dilakukan pemerintah daerah dan seluruh tenaga pendamping desa yang diterjunkan pemerintah.
"Nantinya kami akan terus lajukan evaluasi dari masukan pendamping," kata dia.
Terakhir lembaganya meminta agar ekspos produk bumdes semakin intensif dilakukan, sehingga semakin banyak produk yang bisa dijual ke masyarakat. "Tidak hanya bazar tapi edukasi untuk menyampaikan informasi kepada masyarakat," kata dia.
Advertisement
Garut Potensi Kopi Berkualitas
Harlina menambahkan, dalam beberapa kali bazar atau pameran yang dilakukan di Garut, produk kopi bisa menjadi produk unggulan bumdes untuk dikembangkan. "Rata-rata hampir tiap desa ada kopi, ini potensi sangat besar," ujarnya.
Namun meskipun demikian, ada beberapa produk lain yang cukup potensial untuk dikembangkan. "Ada jamur, kerajinan bambu, tanah liat, pembuatan rompi, sepatu," papar dia.
Camat Cikajang Rahmat Alamsyah menambahkan, kehadiran bumdes di tiap desa, diharapkan menjadi pemutus rantai tata niaga rentenir yang sangat memberatkan.
Selain itu, kehadirannya dapat menjadi pelecut pelaku usaha masyarakat di desa menghasilkan produk yang mampu bersaing di pasaran. "Wilayah Cikandang itu salah satu penghasil teh terbaik PTPN 8 di Garut, jadi potensial untuk dikembangkan," kata dia.