Ekonomi Argentina Makin Memburuk

Pemerintah Argentina secara tak terduga menarik pinjaman awal USD 50 miliar atau sekitar Rp 735,98 triliun dari IMF.

oleh Agustina Melani diperbarui 30 Agu 2018, 17:32 WIB
Ribuan orang berdemonstrasi menentang kebijakan Presiden Mauricio Macri di Buenos Aires, Argentina, Senin (9/7). Demonstran menentang perjanjian antara IMF dan pemerintah Argentina. (AP Photo/Jorge Saenz)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Argentina secara tak terduga mengajukan pinjaman awal USD 50 miliar atau sekitar Rp 735,98 triliun (asumsi kurs Rp 14.719 per dolar Amerika Serikat) dari Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF).

Hal itu didorong krisis ekonomi yang terjadi. Krisis ekonomi sebabkan inflasi merajalela. Nilai tukar peso Argentina melemah 40 persen sepanjang 2018. Dalam pidato yang disiarkan televisi, Presiden Argentina Mauricio Macri menuturkan, akses cepat ke dana akan hilangkan ketidakpastian dan memulihkan kepercayaan pasar.

Namun, ada kekhawatiran kalau Argentina tidak dapat bayar kembali pinjamannya yang berat.

"Saya ingin umumkan kalau kami setuju dengan Dana Moneter Internasional untuk memajukan semua dana yang diperlukan untuk menjamin kepatuhan dengan program keuangan tahun depan," ujar Macri, seperti dikutip dari laman radionz, Kamis (30/8/2018).

"Kami ingin dukungan ini dengan upaya fiskal yang diperlukan," tambah dia.

Ketika persyaratan pinjaman disepakati pada Mei, Macri mengharapkan ekonomi pulih dan tidak berencana menggunakan pinjaman itu.

Argentina meminta bantuan dari IMF pada Mei usai mata uangnya mencapai titik terendah sepanjang waktu. Argentina berkomitmen mengatasi inflasi dua digit dan belanja publik yang merupakan bagian dari kesepakatan.

Pada saat itu, Direktur Pelaksana IMF Christine Lagarde menuturkan, rencana telah dirancang oleh pemerintah Argentina dan bertujuan memperkuat ekonomi untuk kepentingan semua orang Argentina.

"Saya senang kami dapat berkontribusi untuk upaya ini dengan memberikan dukungan kami yang akan meningkatkan kepercayaan pasar. Ini memungkinkan waktu otoritas sehingga atasi berbagai kerentanan lama," ujar dia pada Mei 2018.

Akan tetapi, keputusan Macri meminta bantuan IMF dikritik oleh banyak orang di negaranya. IMF tidak disukai di Argentina dan dipersalahkan karena keruntuhan ekonomi tersebut pada 2001.

 

 

* Update Terkini Jadwal Asian Games 2018, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Asian Games 2018 dengan lihat di Sini

 


Peso Argentina Jatuh

Ekspresi demonstran saat menentang kebijakan Presiden Mauricio Macri di Buenos Aires, Argentina, Senin (9/7). Demo menentang pinjaman International Monetary Fund (IMF) ini dilakukan tepat di Hari Kemerdekaan ke-202 Argentina. (AP Photo/Jorge Saenz)

Mengutip laman Reuters, IMF menyatakan sedang pelajari permintaan Argentina untuk percepat pencairan pinjaman USD 50 miliar. Hal ini terjadi usai jatuhnya kepercayaan investor di pemerintahan Presiden Argentina Mauricio Macri yang membuat peso turun lebih dari tujuh persen pada Rabu waktu setempat.

Ini adalah penurunan satu hari terbesar untuk peso sejak mata uang tersebut mengambang pada Desember 2015. Mata uang peso di level terendah 34,10 per dolar AS dan turun lebih dari 45,3 persen terhadap dolar AS.

Peso melemah itu membuat Argentina beralih ke IMF untuk menarik pinjaman USD 50 miliar pada 2018. Sebagai bagian dari kesepakatan, pemerintah Argentina berjanji untuk mempercepat rencana kurangi defisit fiskal.

Akan tetapi, peso yang depresiasi terus menerus membuat utang pemerintah dalam dolar AS lebih mahal untuk dibayar. Ini membuat investor makin khawatir kalau bantuan IMF mungkin tidak cukup.

"Pasar mengatakan hanya fakta bahwa Anda terlibat dalam percakapan ini membuat saya sangat gugup, sangat gugup,” ujar Daniel Osorio, Presiden Konsultan Andean Capital Advisors.

Penurunan peso telah sebabkan lonjakan inflasi yang mencapai 31,2 persen pada Juli 2018. Merespons hal itu, bank sentral telah menaikkan suku bunga hingga 45 persen dan tarik cadangan devisa sekitar USD 300 juta.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya