Rupiah Bakal Terus Melemah hingga Akhir Tahun?

Faktor ketidakpastian global masih akan terus menekan rupiah di pasar.

oleh Merdeka.com diperbarui 30 Agu 2018, 19:56 WIB
Petugas menunjukkan uang kertas rupiah di Bank BUMN, Jakarta, Selasa (17/4). Rupiah siang ini melemah dibandingkan tadi pukul 09.00 WIB di level Rp 13.771 per dolar AS. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Dolar Amerika Serikat (AS) diprediksi bakal makin perkasa hingga akhir tahun ini. Nilai tukar rupiah diproyeksikan berada pada level Rp 14.635 per USD di akhir 2018.

Kepala Ekonom Bank Mandiri, Anton Gunawan mengungkapkan faktor ketidakpastian global masih akan terus menekan rupiah di pasar.

"Terutama sekali di AS masih akan terus berlanjut dan kita tidak tahu ending trade war dengan China bagaimana. Karena sekarang makin tidak main-main saling memberikan serangan balasan, jadi masih bisa berlanjut lebih buruk atau setop, jadi itu masih uncertainty," kata Anton dalam acara Macroeconomic Outlook di Plaza Mandiri, Jakarta, Kamis (30/8/2018).

Anton menjelaskan depresiasi atau pelemahan rupiah meleset dari perkiraan awal pihaknya. rupiah terdepresiasi lebih dalam dibandingkan dengan prediksi awal Bank Mandiri yaitu Rp 13.800 per USD.

Salah satu pendorong anjloknya rupiah adalah adanya sentimen perang dagang AS dengan beberapa negara hingga pelemahan mata uang Turki, Lira menyeret rupiah lebih dalam lagi hingga saat ini menyentuh level Rp 14.700-an. rupiah diperkirakan masih akan terus melemah hingga tahun depan.

"Saat ini ada di Rp 14.650 per dolar AS rata-rata, tapi ini angka sementara bukan rata-rata. Tapi tahun depan diperkirakan Rp 14.600 per dolar AS," ujarnya.

Selain itu, rupiah juga akan terpengaruh oleh faktor internal yaitu membengkaknya defisit transaksi berjalan atau current account defisit (CAD) serta tingkat inflasi yang diprediksi masih akan meningkat.

Kendati demikian Anton menegaskan CAD Indonesia masih sehat meskipun tercatat defisit sebesar USD 8,02 miliar pada kuartal II 2018 atau sebesar 3,04 persen dari GDP.Tidak hanya itu, pemerintah juga diminta untuk waspada terhadap kondisi neraca pembayaran.

Sebab, neraca modal dan pembiayaan atau capital and financial account Indonesia terus tergerus. Pada kuartal II 2018 posisi neraca modal dan pembiayaan sebesar USD 4,01 miliar turun dari kuartal II 2017 sebesar USD 5,52 miliar.

"CAD di bawah 3 persen masih relatif oke, cuma yang jadi masalah dari sisi financial capital account cenderung menurun."

Reporter: Yayu Agustini Rahayu Achmud

 Sumber: Merdeka.com

* Update Terkini Jadwal Asian Games 2018, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Asian Games 2018 dengan lihat di Sini

 

 

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya