Liputan6.com, Jakarta Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (USD) menembus 14.700 per USD pada Kamis sore (30/8/2018). Sebelumnya, Rupiah sempat berada di level Rp 14.658 per USD pada pagi hari, atau melemah tipis dibanding penutupan perdagangan sebelumnya di Rp 14.645 per USD.
Direktur Industri Tekstil, Kulit, Alas Kaki, dan Aneka Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Muhdori mengatakan, melemahnya mata uang Garuda ini tentu saja berdampak pada sektor industri yang menggunakan bahan baku dari impor. Namun, dampak tersebut dinilai tidak terlalu besar.
Baca Juga
Advertisement
“Tentu ada ya bagi industri yang memang dominan menggunakan bahan baku impor itu sedikit terganggu cast flow-nya,” kata Muhdori di sela-sela workshop Pendalaman Kebijakan Industri dengan Wartawan di Yogyakarta, Kamis (30/8/2018).
“Tetapi optimisme dari pengguna dolar itu kan hasil produknya untuk ekspor pasti dia akan menerima dolar lagi,” tambah dia.
Guna mengantisipasi dampak kenaikan mata uang Paman Sam tersebut, pihaknya mendorong para pelaku usaha agar tidak mengimpor semua bahan baku. Namun lebij banyak menggunakan bahan baku dalam negeri.
“Nah kalau (bahan baku) di dalam negeri ada kan bisa memanfaatkan bahan baku dalam negeri. Fasilitas dalam negeri juga ada,” tandas dia.
Reporter: Dwi Aditya Putra
Sumber: Merdeka.com
* Update Terkini Jadwal Asian Games 2018, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Asian Games 2018 dengan lihat di Sini
Perang Dagang Bikin Rupiah Tembus 14.700 per Dolar AS
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menembus 14.700 per dolar Amerika Serikat pada Kamis sore (30/8/2018).
Berdasarkan data RTI, rupiah bergerak di kisaran 14.708 per dolar AS pada Kamis sore. Dolar AS yang perkasa tidak hanya terhadap rupiah saja tetapi juga mata uang di Asia lainnya.
Dolar AS menguat 0,09 persen terhadap peso Filipina. Selain itu, dolar AS naik 0,12 persen terhadap dolar Singapura dan dolar AS terhadap baht Thailand menguat 0,09 persen. Sedangkan terhadap yen, dolar AS melemah 0,11 persen.
Berdasarkan data Bloomberg, rupiah masih berada di kisaran 14.680 per dolar AS. Rupiah bergerak di kisaran 14.650-14.680 per dolar AS.
Baca Juga
Ekonom PT Bank Permata Tbk, Josua Pardede menuturkan, sentimen eksternal terutama perang dagang mempengarugi gerak rupiah terhadap dolar AS. Josua mengatakan, AS capai kesepakatan dengan Meksiko dalam perjanjian Nafta pengaruhi dolar AS.
Ditambah data ekonomi Amerika Serikat (AS) cukup baik dengan produk domestik bruto (PDB) mencapai 4,2 persen pada kuartal II 2018 dari harapan empat persen. Selain itu, bank sentral China sengaja melemahkan yuan.
"AS sudah trade deal dengan Meksiko. China belum dan Kanada. Isu trade war masih membuat rupiah melemah," kata dia saat dihubungi Liputan6.com.
Akan tetapi, rupiah tidak hanya sendirian melemah terhadap dolar AS tetapi juga mata uang lainnya. "Mata uang utama lainnya melemah seperti euro dan sterling, serta New Zealand," ujar dia.
Sedangkan dari internal, jelang akhir bulan permintaan dolar AS cukup tinggi untuk pembiayaan korporasi.
Meski demikian, Josua menilai, Bank Indonesia (BI) merespons cepat dengan intervensi di pasar sehingga pelemahan nilai tukar rupiah tidak terlalu dalam.
Selain itu, BI dan pemerintah juga berupaya memperbaiki defisit baik perdagangan dan transaksi berjalan. Salah satunya dengan mendorong sektor pariwisata sehingga menekan defisit transaksi berjalan.
Untuk prediksi rupiah jelang akhir pekan, Josua menilai masih bergerak terbatas di kisaran 14.600-14.700 per dolar AS. Hal itu mengingat permintaan dolar AS masih tinggi dan sentimen perang dagang belum final. "Pelaku pasar juga menanti data ekonomi AS," tutur Josua.
Advertisement