Liputan6.com, Yogyakarta Kabupaten Banyuwangi masuk dalam delapan destinasi prioritas yang dicanangkan oleh pemerintah. Pengembangannya akan diakselerasi bersama oleh berbagai kementerian dan pemerintah daerah.
Hal tersebut menjadi salah satu keputusan dalam Round Table Policy Dialogue (RTPD) yang dilakukan dalam rangkaian Rapat Koordinasi Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan Bank Indonesia (BI) di Yogyakarta, pada 28-29 Agustus 2018. Rapat ini dihadiri Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri Pariwisata Arief Yahya, Wakil Menteri Keuangan Mardiasmo, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso, serta sejumlah kepala daerah.
Advertisement
“Banyuwangi bersyukur kini masuk dalam delapan destinasi prioritas dari pemerintah pusat. Kami berterima kasih, karena pemerintah pusat terus mendukung secara konkret berbagai inovasi daerah,” ujar Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas, seusai rapat koordinasi, Rabu (29/8/2018).
Delapan daerah yang masuk dalam destinasi prioritas adalah Bali, Danau Toba, Borobudur, Yogyakarta-Solo-Semarang (Joglosemar), Bromo, Labuan Bajo, Jakarta, Mandalika, dan Banyuwangi.
“Dengan menjadi daerah destinasi prioritas pemerintah, Banyuwangi akan dikembangkan keroyokan oleh pemerintah pusat dengan segala instrumennya, termasuk pembiayaannya,” ucap Anas.
Salah satu langkah awal dari penetapan Banyuwangi sebagai destinasi prioritas adalah dengan diperbaiki dan dibangunnya jalan akses menuju Kawah Ijen dan Taman Nasional Alas Purwo dengan dana Rp 50 miliar dari pemerintah pusat. Kawah Ijen adalah destinasi dengan fenomena api biru (blue fire) yang mendunia.
Adapun di Taman Nasional Alas Purwo terdapat padang rumput Sadengan, tempat habitat banteng, dan Pantai Plengkung (G-Land) yang mempunyai salah satu ombak terbaik di dunia untuk selancar.
“Menko Maritim Pak Luhut bulan lalu sudah ke Banyuwangi, beliau sudah naik ke Kawah Ijen dan Alas Purwo untuk mengecek perbaikan akses. Nah, dengan menjadi destinasi prioritas, bakal dikebut lagi, termasuk ada promosi besar dari pusat,” kata Anas.
Dengan masuknya Banyuwangi sebagai destinasi prioritas, dirinya pun berharap jumlah wisatawan mancanegara di Banyuwangi terus bertambah.
“Sehingga ini diharapkan semakin memacu jumlah kunjungan wisatawan mancanegara yang tahun lalu sudah 98.000 orang. Kami terima kasih katena dorongan pemerintah pusat ini membuat wisata daerah bergeliat, yang ujung-ujungnya adalah menggerakkan ekonomi lokal,” ujar Anas.
Terlebih lagi, imbuhnya, Bandara Banyuwangi juga terus diperkuat. Bandara yang kini melayani lima frekuensi penerbangan dari Jakarta per hari dan tiga kali per hari dari Surabaya itu sebentar lagi menjadi bandara internasional. Sebuah maskapai sudah menyiapkan rute penerbangan internasional dan izinnya sedang diproses di Kementerian Perhubungan.
“Pemerintah pusat melalui BUMN juga hadir dengan meningkatkan kualitas landasan dan berbagai fasilitas bandara secara umum. Dana yang disiapkan BUMN PT Angkasa Pura II sebagai pengelola sekitar Rp300 miliar. Insya Allah ini terus membesar, apalagi Menteri Perhubungan Pak Budi Karya mendukung penuh geliat perkembangan daerah,” ucap Anas.
Menteri Pariwisata, Arief Yahya, menyambut baik ditetapkannya Banyuwangi menjadi destinasi prioritas.
“Banyuwangi salah satu daerah yang mampu mengangkat potensi wisata daerah. Semua tergali dengan maksimal. Apalagi Banyuwangi diperkaya dengan banyak atraksi,” kata dia.
Selain itu, Arief menilai Banyuwangi sudah diperkuat unsur Akses, Amenitas, dan Atraksi (3A) memadai.
“Untuk amenitas, Banyuwangi memiliki banyak pilihan. Dari hotel berbintang hingga homestay, lengkap. Atraksi pun tersedia dan berkualitas, seperti Kawah Ijen, Alas Purwo, dan masih banyak lagi. Aksesibilitas pun sudah terbuka lebar. Apalagi Bandara Banyuwangi akan disinggahi direct flight internasional,” ujarnya.
(*)