Liputan6.com, Jakarta - Komite Olimpiade Asia (OCA) menyebut jalan Esports untuk menjadi olahraga yang dipertandingkan resmi di Asian Games 2018 masih panjang. Namun OCA percaya E-Sports bisa mewujudkannya jika serius dalam memenuhi syarat yang diminta.
Ada dua syarat utama yang diminta OCA agar E-Sports menjadi cabor resmi di Asian Games. Yakni punya organisasi yang memayungi secara resmi dan juga tidak terlalu komersil.
Baca Juga
Advertisement
Di Asian Games 2018, E-Sports menjalani debutnya sebagai cabor eksibisi. Meski memperebutkan medali, namun jumlah medali tersebut tak dihitung dalam perolehan resmi.
Ada 18 negara yang ikut dalam enam gim berbeda dalam Asian Games kali ini. Salah satunya gim paling popular di dunia, League of Legends.
Setelah Asian Games 2018, cabang E-Sports akan menjalani pertandingan eksibisi di Olimpiade 2024.
*Update terkini Asian Games 2018 mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga informasi terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di sini
Komentar OCA
"Aturan dasar dari OCA adalah tata kelola yang baik. Esports harus punya satu federasi yang menaungi satu wilayah dan juga satu dunia," ujar Direktur Umum OCA, Husain Al-Musallam seperti dilansir Reuters.
"Selain itu E-Sports tak boleh terlalu komersil. Pasalnya, jika itu terjadi maka nilai olahraganya akan berkurang," ujarnya menambahkan.
"Satu syarat lagi, E-Sports tidak boleh memainkan gim yang berbau kekerasan. Jika tiga syarat itu tidak bisa dituruti, maka mereka harus terus diluar cabor resmi."
Advertisement
Terus Diusahakan
Meski demikian OCA berharap E-Sports bakal terus dipertandingkan di ajang multievent selanjutnya.
"Kami akan terus mengarahkan dan memberikan panduan bagi mereka. Tetapi untuk Olimpiade rasanya sulit karena ada banyak federasi E-Sports di dunia," kata Husain.