Dituduh Sabotase Reformasi, 131 Orang Ditangkap Pemerintah Venezuela

Dituduh menyabotase agenda reformasi yang dicanangkan oleh Presiden Nicolas Maduro, sebanyak 131 orang ditangkap di Venezuela.

oleh Happy Ferdian Syah Utomo diperbarui 31 Agu 2018, 18:03 WIB
Warga Venezuela mengantre di tempat memberikan suara untuk Pilpres 2018. (AP Photo/Juan Carlos Hernandez)

Liputan6.com, Caracas - Pemerintah Venezuela dilaporkan telah menangkap 131 orang yang dituduh mencoba melakukan sabotase terhadap reformasi, yang dilaksanakan oleh Presiden Nicolas Maduro untuk mengurangi krisis ekonomi di negara tersebut.

Tarek William Saab, jaksa agung Venezuela, mengatakan penangkapan itu termasuk "beberapa manajer berpengaruh" yang dituduh "berspekulasi dan menimbun bahan pokok" yang harganya ditetapkan oleh pemerintah.

"Mereka yang ditangkap telah dituduh mencoba mengacaukan perombakan ekonomi," tambah Saab, sebagaimana dikutip dari Telegraph.co.uk pada Jumat (31/8/2018).

Dari keseluruhan yang ditangkap, 29 di antaranya telah bebas bersyarat dan 10 lainnya dinyatakan tidak bersalah.

Presiden Maduro telah meluncurkan serangkaian reformasi dengan tujuan mengakhiri empat tahun resesi dan memangkas hiperinflasi, yang diperkirakan Dana Moneter Internasional (IMF) akan mencapai satu juta persen tahun ini.

Salah satu kebijakan tersebut adalah untuk memperbaiki harga 25 barang konsumsi pokok, termasuk daging sapi, ayam dan telur, yang semuanya telah hilang dari rak supermarket di seantero Venezuela.

Pemerintah sosialis mengatakan, harga-harga disepakati setelah pembicaraan dengan perusahaan dan memperhitungkan biaya produksi.

Tetapi, serikat perdagangan Consecomercio bersikeras bahwa hanya 35 perusahaan yang dikonsultasikan, dan mereka tidak mewakili seluruh sektor.

Kekurangan pasokan sumber pangan pokok itu memaksa ratusan ribu toko distributor tutup hingga waktu yang belum ditentukan, menunggu kepastian dari pemerintah.

"Beberapa pedagang dan pengusaha membuat keputusan untuk menutup, yang lain menunggu untuk mengetahui aturan terbaru yang akan mulai diterapkan sekarang," kata Maria Uzcategui, presiden serikat Consecomercio kepada AFP.

Bahkan sebelum ketidakpastian yang dipicu oleh langkah-langkah Maduro, 40 persen toko di seantero Venezuela telah ditutup tahun ini, menurut Consecomercio.

 

* Update Terkini Jadwal Asian Games 2018, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Asian Games 2018 dengan lihat di Sini

 

Simak video pilihan berikut: 


Eksodus Besar-Besaran Warga Sipil Venezuela

Para pengungsi Venezuela berdiri menunggu gerbang kantor perwakilan UNHCR di kota Boa Vista, negara bagian Roraima, Brasil (AFP/Evaristo Sa)

Sementara itu, menurut laporan PBB, ribuan orang dikabarkan telah meninggalkan Venezuela pada tahun ini. Hal tersebut menamnbah total jumlah eksodus warga sipil Venezuela yang mencapai hampir 1,6 juta jiwa sejak 2015.

Eksodus warga Venezuela telah menciptakan krisis imigran di negara-negara Amerika Selatan lainnya, khususnya Kolombia, Ekuador, Peru dan Brasil.

Di lain pihak, hasil industri turun menjadi hanya 30 persen. Sementara menurut OPEC, produksi minyak bumi berada pada level terendah dalam 30 tahun terakhir, yakni sekitar 1,5 juta barel per hari. Perolehan tersebut jauh dari rekor tertinggi 3,2 juta barel pada 10 tahun lalu.

Beberapa di antara target lain pada reformasi oleh Presiden Maduro, adalah termasuk menaikkan upah minimum sebesar 3,400 persen dan menghapus lima nol dari mata uang.

Ada juga peningkatan pajak pertambahan nilai (PPN) dan pengurangan subsidi bahan bakar minyak (BBM) Venezuela, yang disebut paling rendah di dunia saat ini.

Pungutan tambahan juga "diberlakukan paksa" pada pengiriman uang oleh para ekspatriat di luar negeri, sementara bank telah diperintahkan untuk mengadopsi petro --opsi cryptorency lokal-- sebagai unit tambahan bagi pembiayaan di negeri itu.

 

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya