Pemerintah Beri Rp 50 Juta untuk Bangun Rumah Rusak Akibat Gempa Lombok

Pemerintah akan memberikan bantuan Rp 50 juta kepada setiap kepala keluarga (KK) yang rumahnya rusak berat akibat bencana gempa bumi di Lombok.

oleh Merdeka.com diperbarui 31 Agu 2018, 19:16 WIB
Rumah Tahan Gempa dengan Teknologi Risha (Foto: Dok Kementerian PUPR)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah akan memberikan bantuan sebesar Rp 50 juta kepada masing-masing kepala keluarga (KK) yang rumahnya rusak berat akibat bencana gempa bumi di Lombok.

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Puan Maharani, sejauh ini jumlah rumah akibat gempa berjumlah sekitar 78 ribu rumah. Dari jumlah tersebut sekitar 20 ribu rumah rusak parah.

"Rp 50 juta ini nanti akan dikirim dalam 5 tahap. Rp 10 juta tahap awal akan kita berikan untuk modal kerja membeli bahan bangunan untuk memperbaiki rumahnya," ungkapnya di Kemenko PMK, Jakarta, Jumat (31/8).

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimulyono mengatakan bantuan juga akan diberikan kepada keluarga yang rumahnya rusak sedang maupun ringan.

"Untuk rumah yang rusak sedang Rp 25 juta. Untuk yang rusak ringan Rp 10 juta. Itu BNPB yang atur. Yang sudah teridentifikasi itu sekitar 20 ribu rusak berat, tapi masih akan berlanjut," kata dia.

Dana tersebut nantinya akan digunakan untuk melakukan perbaikan rumah. Pihaknya kini masih melakukan verifikasi jenis kerusakan rumah yang terdampak gempa.

"Paling kalau yang (rusak) sedang itu kerusakannya tidak struktural, ini lagi diverifikasi. Ini struktural apa tidak. Kalau struktural dirubuhkan. Kalau tidak kan tidak perlu dirubuhkan," tandasnya.

Reporter: Wilfridus Setu Embu

Sumber: Merdeka.com

* Update Terkini Jadwal Asian Games 2018Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Asian Games 2018 dengan lihat di Sini

 


Cukup untuk bangun rumah baru

Rumah Instan Sederhana

Basuki mengatakan anggaran tersebut cukup untuk membangun rumah baru."Cukup kalau yang tipe 36. Karena itu survei cepet-cepetan waktu kunjungan Presiden pertama kali. Beliau nanya pada 3 sampai 5 orang, berapa rumah ukurannya? 6x8. Oh 48. Berapa (biaya) bangun itu lagi? Rp 40 juta. Akhirnya kita rembukan, berapa kalau resize, resize Rp 1,5 juta per meter. Kalau tipe 36 ya Rp 50, juta," kata dia.

Dia menegaskan bahwa rumah yang akan dibangun kembali harus lah rumah yang tahan gempa. Hal ini sebagai antisipasi jika terjadi gempa di waktu yang akan datang.

"Kalau Pemerintah bantu, Pemerintah punya syarat kamu harus bangun yang lebih baik. Daerahnya daerah gempa. Masa kalau ada orang bangun yang biasa-biasa saja masa saya harus diam. Nanti saya disalahkan juga. Sudah tahu itu salah kok saya diam," tegasnya.

Pihaknya pun telah menurunkan sekitar 400 insinyur plus mahasiswa yang direkrut khusus untuk membantu proses pembangunan rumah. Jumlah anggota tim bantuan, kata dia, masih akan terus bertambah, mengingat banyaknya rumah yang harus diperbaiki.

"Bangun rumah tadi. Yang mau dibangun itu 78 ribu, jadi 400 insinyur masih kurang. Makanya harus ada juga mahasiswa kita rekrut. Kita bentuk tim, satu tim 9 orang. Harus ada TNI untuk mengomando pembersihan, harus ada mahasiswa, insinyur yang sudah tahu bikin rumah. 1 tim paling bisa mengawasi 100-150 rumah. Kalau 78 ribu butuh berapa? Kan butuh banyak lagi," tandasnya.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya