Liputan6.com, Jakarta - Kubah lava baru muncul di Gunung Merapi. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sleman pun melakukan langkah sejumlah mitigasi, di antaranya dengan mendata alat peringatan dini atau early warning system (EWS).
Kasi Mitigasi Bencana BPBD Sleman Joko Lelono mengatakan, pengecekan EWS dilakukan di kawasan Pakem dan Cangkringan. EWS digunakan sebagai peringatan dini terjadinya erupsi dan juga munculnya lahar hujan.
Advertisement
Joko menjabarkan pengecekan dilakukan kepada 30 EWS yang terpasang di puncak dan jalur lahar dingin Gunung Merapi. Dari total jumlah itu, diketahui ada 10 yang mengalami kerusakan.
"Dari total EWS yang dipunya diketahui ada yang mengalami kerusakan. Ada 10 EWS yang mati total," ujar Joko, Sabtu (1/9/2018).
Joko menerangkan, saat ini ada 20 EWS yang bisa berfungsi normal di Gunung Merapi. Bahkan untuk memastikan kondisi 20 EWS itu, ujicoba alat sudah dilakukan.
"Masih bisa terkondisikan. Sudah kami uji coba untuk yang 20 EWS, berfungsi normal dan hidup semua," kata Joko.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Peringatan Dini Normal
Joko menambahkan, walau hanya ada 20 EWS yang kondisinya normal dirinya memastikan peringatan dini akan tetap normal. Selain mengandalkan EWS, lanjut Joko, pihaknya juga menggunakan potensi SAR dan para relawan di kawasan Gunung Merapi.
"Kami juga menghimbau agar relawan dan tim SAR berperan aktif. Terutama terkait persebaran informasi hingga persiapan titik evakuasi dan pendukungnya," tutup Joko.
Reporter: Purnomo Edi
Sumber: Merdeka.com
Advertisement