Liputan6.com, Jakarta - Memasuki usia kepala 2, keinginan untuk mewujudkan ini dan itu mulai terbersit di kepala. Salah satunya, ingin membeli rumah di usia muda. Tapi karena harga rumah mahal, keinginan ini acap kali tinggal kenangan, ditambah gaji yang pas-pasan pula.
Untungnya, beli rumah saat ini tidak sesulit 15 tahun yang lalu. Tidak perlu uang banyak, cukup menyiapkan uang muka (DP/down payment) yang relative lebih kecil dibanding dahulu, rumah idaman pun siap dihuni.
Baca Juga
Advertisement
Pun demikian, ketersediaan DP ini pula masih sering jadi penghalangnya. Terlebih lagi bagi yang bergaji pas-pasan. Tapi, ada cara jitu untuk menyiapkan dana DP rumah dengan menabung. Seperti dikutip dari Cermati.com, berikut cara menabung untuk mengumpulkan uang muka beli rumah.
1. Pilih Tipe Rumah yang Sesuai
Pertama yang harus dilakukan untuk bisa tepat, berapa jumlah dana yang harus ditabung untuk menyiapkan uang muka adalah menentukan tipe rumah terlebih dahulu. Pastikan tipe rumah tersebut sesuai dengan kemampuan Anda membeli.
Meskipun model rumah sekilas terlihat mirip, namun rumah tersebut memiliki tipe yang berbeda. Ada tipe 36, 45, dan seterusnya. Ada juga rumah bertingkat dan non-tingkat. Pilih jenis rumah seperti apa yang diinginkan agar Anda mampu menaksir harga rumah yang sebenarnya.
Untuk rumah komersial alias non subsidi, besar DP yang dibayarkan biasanya 20 persen dari harga rumah. Jika harga rumah Rp 350 juta, maka DP yang perlu disiapkan sebesar Rp 70 juta.
Jika Anda tidak sanggup membayar DP yang terlalu besar, beberapa developer yang ada saat ini juga menawarkan DP rendah. Adanya kemudahan pembayaran DP seperti ini akan meringankan Anda saat menabung nanti.
2. Hitung Jumlah Gaji yang Akan Ditabung
Gaji minimum karyawan di wilayah Jakarta saat ini umumnya berkisar Rp 3,8 jutaan. Gaji ini belum termasuk upah lembur dan bonus. Karena jumlahnya bisa berubah setiap bulan, sebaiknya hitunglah gaji bersih yang Anda terima setiap bulan.
Jangan lupa menambahkan penghasilan tambahan jika Anda memiliki pekerjaan sampingan di luar jam kerja kantor. Dengan mengetahui total gaji secara keseluruhan, setidaknya Anda punya gambaran mengenai kondisi keuangan saat ini, sehingga pengalokasian gaji untuk setiap jenis kebutuhan lebih jelas dan rinci. (Baca Juga: Cara Menghitung Biaya KPR dan Cicilannya)
3. Menekan Pengeluaran per Bulan
Jika keinginan untuk membeli rumah sudah bulat, Anda harus siap hidup hemat. Kurangi jumlah pengeluaran untuk beberapa kebutuhan yang dirasa kurang penting, misalnya nongkrong.
Sebaiknya, kurangi kegiatan kongko-kongko ini. Jika Anda sesekali ingin kongko bersama teman, silakan. Tapi yang penting batasi diri Anda, jangan sampai terlalu sering agar pengeluaran tidak membengkak.
Agar tata kelola keuangan lebih rapi, sebaiknya sisihkan bujet khusus untuk kongko. Ketika uang ini habis, tidak ada lagi yang namanya nongkrong hingga tanggal gajian tiba.
Advertisement
4. Investasi di Reksa Dana
Impian Anda untuk punya rumah dapat terealisasi dengan cepat jika Anda mau berinvestasi. Instrumen investasi yang disarankan adalah reksa dana karena sistem mirip dengan tabungan, namun tingkat suku bunganya relative lebih besar.
Misalnya, tabungan reksa dana Rp 500 ribu per bulan dalam kurun waktu 4 tahun. Setelah periode tersebut, dana yang terkumpul tidak hanya Rp 24 juta saja, tapi bisa mencapai Rp 40 jutaan termasuk bunga.
Besarnya jumlah yang diterima tergantung dari cara Manajer Investasi (MI) reksa dana saat mengelola uang nasabah. Jika MI yang mengelola uang Anda mahir dalam berivestasi, jumlah yang Anda terima bisa saja lebih. Inilah mengapa investasi reksa dana sangat recommended untuk Anda yang ingin membeli rumah.
5. Memangkas Biaya Perawatan ke Salon
Sadar atau tidak, 5-10 persen dari total gaji dihabiskan untuk membayar perawatan di salon. Persentase ini berlaku untuk salon yang biasa-biasa saja, bukan salon mahal. Jadi bisa dibayangkan berapa banyak uang yang telah habis hanya untuk perawatan di salon. Padahal jika uang perawatan ke salon dialihkan ke reksa dana, uang untuk membayar DP rumah bisa semakin cepat terkumpul.
Tentu saja, perawatan ke salon boleh-boleh saja, tapi pangkas jumlah uang yang dikeluarkan. Kalau biasanya Anda menghabiskan Rp 500 ribu per bulan untuk salon, pangkas separuh saja, sisanya bisa ditabung. (Baca Juga: Waktu yang Tepat Minta Bunga Cicilan KPR Turun)
6. Pisahkan Rekening Tabungan per Kebutuhan
Rekening tabungan untuk kebutuhan sehari-hari sebaiknya dipisah dengan rekening tabungan untuk membeli rumah, atau lainnya. Pemisahan ini membantu Anda untuk menghitung uang yang telah terkumpul, sehingga Anda tetap menabung jumlah uang yang sama setiap bulannya.
Menggabungkan rekening tidak akan menambah jumlah tabungan. Sebaliknya, akan mengurangi jumlah tabungan. Alhasil, niat untuk membayar DP rumah kerap kali tertunda karena jumlah uang belum cukup.
Berkorban Demi Mendapatkan Rumah Impian
Jika Anda ingin cepat-cepat membeli rumah, setidaknya Anda harus rela berkorban. Berkorban dalam arti siap berhemat, sehingga DP untuk KPR (Kredit Kepemilikan Rumah) lebih cepat terkumpul meskipun jumlahnya cukup besar.
Advertisement