Nasdem Bali Minta Warga Contoh Jokowi-Prabowo, Pelukan Meski Tengah Bersaing

Ketua DPW Partai Nasdem Bali, Ida Bagus Oka Gunastawa, menilai aktivitas politik seperti olahraga juga, menjunjung sportivitas dan spirit kebersamaan.

oleh Dewi Divianta diperbarui 02 Sep 2018, 14:33 WIB
Filosofi politik bergembira menjadi spirit Partai Nasdem dalam berdinamika (Dewi Divianta/Liputan6.com)

Liputan6.com, Denpasar - Jelang Pilpres 2019, suasana perpolitikan nasional memanas. Dua kubu yang bersaing seakan berhadap-hadapan. Bahkan, perang tagar terjadi di antara mereka. Kubu Prabowo Subianto mengusung tagar #2019GantiPresiden. Sementara barisan pendukung Jokowi menggunakan tagar #2019TetapJokowi dan #Jokowi2Periode.

Tak hanya perang opini, kericuhan pun terjadi di antara dua kubu di berbagai daerah. Yang paling hangat dan menyita perhatian publik adalah kericuhan deklarasi #2019GantiPresiden di Riau dan Surabaya.

Namun di sisi lain, kegaduhan itu berbanding terbalik dengan fakta di lapangan, di mana kandidat yang mereka eluk-elukkan yakni Prabowo dan Jokowi justru berpelukan hangat di arena Asian Games 2018 usai pesilat Indonesia, Hanifan Yudani Kusuma, menambah koleksi emas kontingen Indonesia.

Kehangatan keduanya di pelukan Hanifan direspons positif berbagai pihak. Salah satunya oleh Ketua DPW Partai Nasdem Provinsi Bali, Ida Bagus Oka Gunastawa, yang memang sejak lama menggagas dan mengampanyekan politik bergembira.

Pria yang karib disapa Gus Oka itu amat senang dua tokoh nasional yang akan berkontestasi dalam Pilpres 2019 bisa bergandengan hangat demi kepentingan nasional. Di matanya, aktivitas politik jika disikapi dengan baik mirip dengan olahraga.

"Dia (politik) juga menjunjung hal-hal seperti sportivitas dan spirit kebersamaan. Tujuannya kan kita mencari yang terbaik. Ketika sesuatu yang terbaik itu bisa kita capai, ujung-ujungnya kan bisa meningkatkan rasa semangat berkompetisi yang lebih baik lagi,” kata Gus Oka, Sabtu (1/9/2018).

Seperti itulah harusnya dinamika politik dibangun menurut Gus Oka. Apalagi, Indonesia tak mengenal istilah oposisi. Di negara yang menganut istilah oposisi sekalipun, ia melanjutkan, tujuan akhirnya adalah mencari pemimpin yang terbaik.

"Dan tentunya menjaga sportivitas. Yang terbaik ketika benar kita nyatakan benar, ketika salah kita harus nyatakan salah. Jadi jangan sampai hantam kromo, yang penting berbeda. Segala sesuatu yang benar jadi salah, yang salah disalahkan lagi. Ini tidak sportif," ujarnya.

 

* Saksikan keseruan Upacara Penutupan Asian Games 2018 dan kejutan menarik Closing Ceremony Asian Games 2018 dengan memantau Jadwal Penutupan Asian Games 2018 serta artikel menarik lainnya di sini.


Negarawan Sejati

Ketua DPW Partai NasDem Provinsi Bali jadi pedoman dalam kehidupan sosial (Dewi Divianta/Liputan6.com)

Mengacu kepada peristiwa berpelukannya Jokowi dan Prabowo, politisi muda asal Kabupaten Karangasem ini mengajak semua lapisan masyarakat mencontoh kenegarawanan kedua tokoh tersebut.

 

Dengan suasana hati gembira, ia percaya obyektivitas dalam berpolitik dapat diwujudkan.

"Membangun suasana hati bersih, tidak ada kebencian, tidak juga di situ ada kekerasan. Jadi, hal-hal yang bersifat rasional, bersifat logis dan lainnya yang dikedepankan. Dalam suasana hati kita yang tenang, bahagia, yang ada dalam pikiran kita adalah bagaimana menjaga suasana kebahagiaan ini menjadi lebih baik lagi," ujarnya.

Untuk itu, Gus Oka mengajak kepada semua pihak untuk membumikan apa yang telah dicontohkan oleh Prabowo dan Jokowi pada perhelatan Asian Games 2018. Hal itu wajib diimplementasikan menyongsong Pemilu 2019 mendatang.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya