Liputan6.com, Yangon - Misteri kapal hantu Sam Ratulangi PB1600 berbendera Indonesia yang baru-baru ini mendadak ditemukan hanyut dekat Myanmar, telah terpecahkan.
Angkatan Laut Myanmar mengatakan, kapal kargo kosong itu terlepas saat sedang ditarik ke pabrik pemecah kapal di Bangladesh, ketika cuaca buruk menyebabkannya terpisah dengan sebuah kapal penderek (tug boat).
Baca Juga
Advertisement
"Kapal itu ditarik oleh sebuah kapal derek dari Indonesia ke sebuah pelabuhan pembongkaran besi tua di Bangladesh, namun karena cuaca buruk, para awak kapal derek akhirnya melepaskan kapal (PB1600 Sam Ratulangi) itu," kata Angkatan Laut Myanmar dalam unggahan di akun Facebook mereka, seperti dikutip dari Sky News, Minggu (2/9/2018).
Sam Ratulangi PB 1600 ditemukan pekan ini oleh para nelayan di Teluk Martaban, sekitar tujuh mil (11 km) dari pantai dekat kota terbesar Myanmar, Yangon.
Kapal hantu itu "terdampar di pantai (dan) membawa bendera Indonesia", kata polisi, menambahkan bahwa "tidak ada pelaut atau barang" di atas kapal saat ditemukan.
Simak video pilihan berikut:
Berikut Kronologinya .....
Peristiwa bermula ketika Sam Ratulangi PB1600 ditarik oleh kapal penderek bernama Independence.
Outlet media Eleven Myanmar melaporkan, "Setelah kedua kapal tiba di selatan Sungai Yangon pada 26 Agustus 2018, kabel yang menghubungkan kapal penderek Independence dengan Sam Ratulangi PB1600 terputus karena kondisi buruk," demikian seperti dikutip dari Sky News.
Kapal itu kemudian kandas akibat terbawa arus.
Sam Ratulangi kemudian masuk sorotan militer negara setempat, setelah Angkatan Laut Myanmar menggunakan radar pantai untuk menetapkan lokasi kedua kapal sebelum mereka terpisah --dan kemudian melacak kapal penderek itu sekitar 50 mil (80,4 km) dari pantai Yangon.
Setelah menanyai 13 anggota awak Indonesia yang merupakan anak buah kapal Independence, ditemukan bahwa mereka telah menarik Sam Ratulangi PB1600 sejak 13 Agustus 2018, tetapi karena kabel terputus di tengah penderekan, mereka memutuskan untuk meninggalkannya.
Kapal Sam Ratulangi dibangun pada tahun 2001 dan memiliki bobot bersih 26.500 ton, menurut situs Marine Traffic, yang mendaftar pergerakan kapal di seluruh dunia.
Lokasi terakhir pelayaran kapal itu yang dilaporkan adalah di lepas pantai Taiwan pada tahun 2009.
Advertisement