Liputan6.com, Jakarta - Salah satu pabrikan mobil mewah, BMW tengah menghadapi kritikan tajam dari pemilik dan publik di Korea Selatan. Hal tersebut, ditenggarai dengan sekitar 40 mobil asal Jerman ini terbakar di jalan-jalan Negeri Ginseng.
Melansir AsiaNikkei, Senin (3/9/2018), atas kejadian ini BMW malah berdalih jika kebakaran mobilnya tersebut karena kesalahan pengemudi dan juga jalan-jalan di negara tersebut.
Baca Juga
Advertisement
Sebaliknya, pemilik dan masyarakat Korea Selatan mempertanyakan apakah BMW menjual kendaraan yang tidak sesuai dan kualitas yang lebih rendah dibandingkan mobil yang dijual di Eropa atau negara lain.
Bahkan, badan keamanan transportasi negara tersebut tengah menyelidiki perusahaan, dan menguji model 520d yang dijual di Korea Selatan memiliki modul sirkulasi gas buang yang sama dengan yang ada di pasar Eropa.
Perusahaan juga mengatakan, kebakaran mobilnya ada hubungan dengan EGR, yang mampu mengurangi emisi nitrogen oksida dan suhu pembakaran yang lebih rendah.
Selain itu, Otoritas Keselamatan Transportasi Korea Selatan (KTSA) juga berencana untuk menyelidiki apakah AC 120d yang memungkinkan terjadinya kebakaran.
"Kami terbuka untuk semua kemungkinan mengenai penyebab insiden, termasuk model EGR yang mungkin berbeda dari yang digunakan di Eropa," jelas Lee Sang-yeon, juru bicara KTSA. "Kami berencana untuk menyelesaikan penyelidikan hingga Desember," jelasnya.
Saksikan Juga Video Pilihan di Bawah Ini:
Meminta Bantuan Amerika Serikat
Sementara itu, pemilik BMW di Korea Selatan yang kecewa dengan jenama dan agen keamanan negaranya sendiri, berencana untuk meminta bantuan Badan Keselamatan Transportasi nasionala Amerika Serikat untuk menyelidiki masalah ini.
Bahkan, mereka telah mengirim surat kepada Presiden AS, Donald Trump dan Kanselir Jerman, Angela Merkel, meminta untuk melihat masalah kebakaran tersebut.
Advertisement