Kampanye Big Sale Tuai Respons Positif, Shopee Tak Prioritaskan Target

Dengan animo besar positif dari konsumen big sale, lantas berapa target transaksi dan kenaikan trafik pengguna yang ditargetkan Shopee?

oleh Jeko I. R. diperbarui 03 Sep 2018, 16:11 WIB
Handhika Jahja, Director of Shopee. Liputan6.com/Jeko I.R

Liputan6.com, Jakarta - Kampanye big sale yang sering diadakan Shopee, diklaim menuai respons positif dari konsumen.

Perusahaan e-Commerce yang identik dengan warna jingga tersebut mengakui, program kampanye big sale Shopee 9.9 Super Shopping Day yang diadakan selama 14 hari (27 Agustus-9 September 2018) sejauh ini melebihi ekspektasi.

Dengan animo besar positif dari konsumen, lantas berapa target transaksi dan kenaikan trafik pengguna yang ditargetkan Shopee?

Disampaikan Director of Shopee Handhika Jahja, perusahaan sebetulnya tidak terlalu memasang target dari kampanye yang diadakan.

Menurutnya, target untuk saat ini bukan prioritas utama dari barometer kesuksesan kampanye tersebut.

“Setiap kali kalau kami bikin big campaign itu, kami jarang pasang target ke publik, itu sebetulnya bukan top of mind,” ujar pria yang karib disapa Dhika ini kepada Tekno Liputan6.com di kantor Shopee, Jakarta, Senin (3/9/2018).

Kendati demikian, pria berkacamata itu setidaknya mengungkap target yang telah dicapai dari kampanye big sale 10.10 Big Mobile Shopping Day Shopee pada Oktober tahun lalu, yang mana mencapai hampir satu juta transaksi per hari.

Sementara, transaksi saat Ramadan 2018 juga diungkap mencapai 1,5 juta transaksi setiap harinya. 

Dhika juga menekankan, Shopee sebetulnya tidak terlalu bertumpu pada kampanye big sale-nya sebagai momen emas untuk menarik trafik lebih banyak, baik dari sisi transaksi dan pertumbuhan pengguna.

Karena pada kenyataannya, transaksi dari periode non big sale justru lebih mendominasi dari momen-momen seperti ini.

“Kalau itu pasti lebih banyak yang non big sale. Kalau kami lihat trafik presentase kampanye seperti ini tidak mungkin lebih besar dari yang sehari-hari,” tandasnya.

Namun, Dhika mengakui kalau big sale adalah salah satu alat yang diklaim mampu menarik atensi pasar.

Karenanya, Shopee akan terus menghadirkan serangkaian promosi big sale pada waktu yang telah ditentukan.

“Big sale itu tool kampanye yang paling berhasil, dan dapat sentimen positif. Meski sentimennya besar, tapi tetap kalah dari yang non big sale,” pungkasnya.

 


Shopee Ungkap Alasan Gelar Super Shopping Day Bulan Ini

Via Vallen (liputan6.com/ Kiki Novilia)

Pada bulan ini, Shopee menggelar kampanye big sale-nya yang diberi nama Shopee 9.9 Super Shopping Day.

Dalam kampanye tersebut, Shopee mengadakan kampanye big sale pada periode 27 Agustus-9 September 2018, di mana menawarkan tiga promo besar: hadiah goyang Shopee dengan total Rp 9,9 miliar, flash sale dari Rp 99, dan potongan harga hingga 99 persen.

Di setiap harinya, Shopee juga menghadirkan promosi dengan tema tersendiri, misalnya pada 27 Agustus lalu ada Voucher Day, pada hari ini Senin (3/9/2018) ada Super Cash Back Day, lalu ada Super Beauty Day di hari setelahnya, dan seterusnya hingga promo mencapai hari akhir di 9 September 2018. 

Disampaikan Director of Shopee Handhika Jahja, kampanye big sale Shopee 9.9 Super Shopping Day kali ini merupakan yang pertama kali diadakan Shopee bersamaan dengan enam negara di mana e-Commerce tersebut beroperasi.

“Kami memang ada beberapa plan buat mengadakan big sale. Kalau tahun lalu, kampanye diadakan pada Oktober dengan nama 10.10 Big Mobile Shopping Day Shopee. Waktu itu jumlah pesanan yang masuk hampir satu juta per hari. Sekarang (big sale) pindah ke September,” ujar pria yang karib disapa Dhika ini kepada Tekno Liputan6.com di kantor Shopee, Jakarta.

Lalu, apa alasan Shopee menggeser waktu kampanye dari Oktober ke September pada tahun ini? 

Dikatakan Dhika, alasan Shopee memilih September sebagai waktu yang pas, karena pihaknya menilai pada periode ini banyak konsumen yang lebih tertarik untuk menghabiskan waktu belanja online. Ia pun mengaku kalau Desember sebetulnya juga menjadi waktu yang sesuai.

“Biasanya kan Desember, ada Harbolnas (Hari Belanja Nasional), Black Friday dan semacamnya. Tapi kami juga ingin mengadakan kampanye big sale di pertengahan kedua tahun ini. Jedanya harus cukup dari Desember, makanya kami memilih September,” jelasnya.

Menurut Dhika, September juga menjadi momen yang pas di mana konsumen memiliki kapasitas yang lebih besar untuk menghabiskan waktu berbelanja online.

Pria berkacamata ini pun mengakui pada tahun lalu sebetulnya Shopee memilih Oktober karena merupakan momen di mana banyak kompetitor lain mengadakan kampanye big sale. 

Namun berbeda dengan tahun lalu, kini Shopee memilih September dikarenakan sudah memiliki kemampuan yang cukup untuk menarik konsumen ke dalam promosi yang ditawarkan.

“Kalau dilihat tahun lalu dari landscape kompetitor lain itu ya (sebetulnya) Oktober jadi waktu yang pas. Kalau sekarang, kami ingin menyatukan campaign big sale dengan regional,” imbuh Dhika.

“Tahun lalu kami memang driven sama kompetitor, tetapi tahun ini kami ke arah yang sudah merasa besar (kapasitasnya) dan sudah bisa push apapun,” tambahnya.


Transaksi Ramadan Meningkat

Shopee memperkenalkan Via Vallen dan Rizky Febian sebagai brand ambassador baru mereka. (Shopee)

Sekadar diketahui, diadakannya Shopee 9.9 Super Shopping Day juga merupakan perwujudan perusahaan dengan harapan dapat meningkatkan jumlah transaksi dari Ramadan 2018.

“(Transaksi) selama Ramadan itu kami meningkat 300 persen. Nah, kami juga harap Shopee 9.9 ini bisa tumbuh dengan kondisi yang sama,” tutur Dhika. 

Dhika juga membeberkan informasi soal kategori produk yang paling populer dibeli saat kampanye big sale berlangsung.

Di antaranya ada seperti Fashion, Fast Moving Consumer Goods, Health and Beauty, dan Elektronik.

Platform kami sangat strong on fashion. Kategori ini di Shopee pun unik karena barangnya bukan sehari-hari, tapi seller-nya berani banting harga,” ia menegaskan.

(Jek/Isk)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya