Pemicu Semangat Pesilat Hanifan Raih Medali Emas Asian Games

Tekad meraih medali emas dalam setiap ajang kejuaraan silat selalu membara dalam diri Hanifan Yudani Kusumah, pesilat peraih medali emas Asian Games.

oleh Huyogo Simbolon diperbarui 04 Sep 2018, 03:02 WIB
Hanifan Yudani Kusumah, pesilat asal Perguruan Tadjimalela yang meraih medali emas di Asian Games 2018

Liputan6.com, Bandung Rasa optimistis untuk meraih medali emas dalam setiap ajang kejuaraan silat selalu membara dalam diri Hanifan Yudani Kusumah. Pesilat dari Perguruan Tadjimalela itu belum lama ini turut menyumbangkan medali emas dalam ajang Asian Games 2018 beberapa waktu lalu.

Menurut ibunya, Dewi Yanti Kosasih, Hanifan berjuang keras untuk meraih medali emas setelah di ajang sebelumnya yakni SEA Games 2017 Malaysia hanya meraih medali perunggu. Pada ajang itu, Indonesia juga hanya mampu meraih dua medali emas. Sementara tim tuan rumah yang keluar sebagai juara umum mengoleksi 10 emas.

"Sebetulnya memang waktu di SEA Games dia dipecundangi sama Malaysia itu. Jadi dia mempunyai ambisi akan membalas di Asian Games dan memang dia punya cita-cita setiap event harus jadi juara," kata Dewi saat ditemui di kawasan GOR Pajajaran Bandung, Senin (3/9/2018).

Sehingga, kata Dewi, apapun yang terjadi anak keduanya itu harus menjadi nomor satu.

"Jadi sesuai dengan cita-citanya, dia yang ingin jadi pesilat sejati. Ingin selalu bisa membanggakan orangtua juga ingin membanggakan negara ini," ujarnya.

Dewi tak memungkiri jika putranya itu menjelma sebagai ikon di Perguruan Tadjimalela berkat prestasi gemilangnya selama ini.

Alih-alih jadi kebanggaan perguruan silat, Dewi mengatakan Hanifan ingin adik-adik kelasnya bisa berprestasi di kejuaraan silat.

"Di usianya yang masih muda, dia bisa membuat dirinya menjadi seseorang yang berhasil. Karena menurut dia ingin membina adik-adiknya menjadi juara. Jadi juara bukan miliknya sendiri tapi juara itu juga milik semua pesilat Tadjimalela,” jelas Dewi.

Pada saat tampil di final, hati Dewi bercampur aduk. Ingin rasanya ia ikut membantu namun tidak mungkin. Ia pun hanya berdoa kepada Tuha agar putranya diberi takdir untuk memenangkan pertandingan.

"Setelah Hanif juara, semua event yang dihadapi dimasukkan ke kotak (lemari) dan mulai lagi Hanif dari nol. Itu supaya mental dia tetap terjaga dan tidak ada sombong dan riya," ujarnya.


Ikuti Jejak Orangtua

Dewi Yanti Kosasih

Lahir dan besar di keluarga pendekar silat, membuat Hanifan ingin mengikuti jejak kedua orang tuanya. Dewi, atlet peraih medali emas SEA Games 1993 Singapura mengatakan tidak ada paksaan untuk Hanif dalam menekuni silat.

"Saya sebagai orangtua hanya membuka jalan, memberikan semacam gambaran. Jadi saya hanya mengatakan pada Hanif, kalau mau bersungguh-sungguh di pencak silat jangan setengah tapi harus fokus. Motto saya selalu saya sampaikan jadikan pencak dilat sebagai hobi yang menyenangkan," ucapnya.

Kebiasaan pesilat yang rambutnya dicat pirang itu menurut Dewi terbilang biasa-biasa saja.

"Dia orangnya tidak neko-neko, patuh pada orangtua. Kalau kita menawarkan pada anak mau makan apa, terserah sama saya saja," kata Dewi.

Untuk urusan latihan, Hanif memang paling banyak meluangkan waktu untuk berlatih.

"Waktu latihan di rumah pagi dan sore. Bisa dua tiga jam tergantung latihan apa. Kalau teknik kan tidak bisa cepat-cepat. Kalau di pelatnas bisa sampai 3 kali. Ada jadwal yang merasa kurang dia tambah sendiri," jelasnya.

Simak video pilihan berikut ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya