Liputan6.com, Jakarta Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Darmin Nasution membeberkan penyebab deflasi Agustus 2018 hingga 0,05 persen. Deflasi ini sebagian besar dipicu oleh penurunan harga berbagai bahan pangan dan transportasi usai masa Lebaran 2018.
"Jadi kalau tanya kenapa? Ya orang yang turun cuma dua. Satu pangan, kedua transportasi. Kenapa transportasi namanya habis Lebaran," ujar Menko Darmin di Kantornya, Jakarta, Senin (3/9/2018).
Advertisement
Dia mengatakan dalam mengendalikan harga pangan, pemerintah melakukan operasi pasar dalam beberapa waktu terakhir. Operasi pasar ini dilakukan hingga harga stabil atau tidak bergerak naik.
"Pemerintah akhir-akhir ini lakukan operasi pasar besar-besaran artinya kenapa juga lakukan itu, kita dapat data. Kalau data BPS belum bergerak, kita dapat data dari Pasar Induk Cipinang, harga mulai bergerak dan itu sudah sebulan lebih terakhir," jelasnya.
"Kemudian sebelum sampai ke bawah harganya bergerak, kalau sudah di Cipinangnya naik kalo dibiarin terus sampai per liternya enggak naik. Pada saat itu kemudian pemerintah melakukan operasi pasar, agak besar-besaran memang supaya apa? Jangan jadi naik karena kalau jadi naik untuk kembalikannya jadi susah," sambungnya.
Ke depan, pemerintah akan terus menjaga agar inflasi inti (core inflation) harga bergejolak (volatile foods) serta harga yang diatur pemerintah (administred price) berada pada target yang ditetapkan. Sehingga, inflasi tahunan dapat berada pada angka 3,5 persen.
"Tapi jangan lupa loh, volatile foods asal di bawah 5 persen kita sudah oke. Karena asal administred price-nya enggak ada yang naik dan core inflation masih di bawah 0,3 persen ke bawah setiap bulan itu hasil (inflasi) nya akan 3,5 persen paling paling" tandasnya.
Reporter: Anggun P Situmorang
Sumber: Merdeka.com
BPS: Agustus 2018 Deflasi di Angka 0,05 Persen
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa pada Agustus 2018 mengalami deflasi sebesar 0,05 persen. Angka ini berbanding terbalik dibandingkan Juli 2018 yang mengalami inflasi sebesar 0,28 persen.
Deflasi Agustus 2018 tersebut lebih rendah dibandingkan Agustus 2017 yang mengalami deflasi sebesar 0,22 persen.
Kepala BPS Suhariyanto menyatakan, dengan deflasi ini berarti tingkat inflasi tahun kalender Januari-Agustus sebesar 2,13 persen. Sedangkan inflasi tahun ke tahun Agustus 2018 ke Agustus 2018 3,20 persen.
Baca Juga
"Inflasi pada Agustus 2018, berdasarkan perkembangan harga berbagai komoditas pada Agustus secara umum mengalami penurunan. Ini menggembirakan karena di bawah target, diharapkan inflasi tetap terkendali," ujar dia di Kantor BPS, Jakarta, Senin (3/9/2018).
Dia menjelaskan, dari 82 kota IHK, 52 kota mengalami deflasi. Sedangkan 30 kota mengalami inflasi. Deflasi tertinggi dialami Kota Baubau sebesar 2,49 persen dan deflasi terendah yaitu Jember sebesar 0,01 persen.
"Deflasi tertinggi di Baubau. Karena penurunan harga ikan segar dan transportasi udara," kata dia.
Sedangkan kota yang mengalami inflasi tertinggi yaitu Tarakan 0,62 persen dan inflasi terendah yaitu Padangsidempuan dan Medas sebesar 0,01 persen.
Advertisement