Liputan6.com, Jakarta - Kelelahan atau mengantuk dinilai sebagai biang keladi dalam beberapa kasus kecelakaan selain masalah teknis kendaraan. Rasa lelah berasal dari kurang tidur, lelah bekerja, lembur, deadline, atau bekerja yang terlalu diforsir.
Menurut pendiri dan instruktur Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC), Jusri Pulubuhu, dalam Saturday morning ride bersama awak media akhir pekan kemarin, ciri-ciri kelelahan atau micro sleep (ringan) mudah diketahui dan dirasakan. Misalnya kelopak mata terasa berat, tingkat kewaspadaan menurun, melamun selama ± 30 detik, dan seakan mengantuk
Baca Juga
Advertisement
“Dalam kondisi ini ada yang namanya Auto Behaviour Syndrome (ABS), yakni tidur dengan mata terbuka, gelombang otak sama dengan pola saat tidur lelap. Kalau pola tidur tidak teratur atau kurang tidur, menonton sampai larut malam, letih yang sangat, menyebabkan pandangan kosong. Ini bisa menghilangkan kesadaran, lama siklusnya 20 – 30 menit, dan biasanya tangan sering memegang hidung, dan kepala,” jelasnya
Mengantuk dapat menyebabkan mata terpejam sebentar 1 detik yang sama dengan kendaraan berjalan 14 meter. Risiko dari mata terpejam sekian detik ada beberapa macam, seperti berada di jalur lawan tanpa sadar, menabrak kendaraan lain dari belakang, adu kambing. Akibatnya, reflek terlambat, cidera ringan, berat hingga kematian.
“Apa yang anda pikirkan jika kondisi seperti ini terjadi saat mengendarai motor atau mobil dengan kecepatan 50 km/jam? Sudah berapa meter motor atau mobil berjalan tanpa anda sadari?,” papar Jusri
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Selanjutnya
Manusia tidak bisa melawan sifat alami siklus 24 jam, seperti kapan tubuh harus beristirahat dan tidur. Sifat alami inilah harus diikuti dan dipahami sebelum berkendara.
“Anda tidak dapat melawan sifat alami, sebaiknya Anda mengikuti kondisi tersebut. Tubuh kita bekerja dalam siklus 24 jam yang terdiri dari tidur, makan dan melakukan aktifitas. Rentang waktu yang paling buruk adalah dari tengah malam sampai dengan jam 6 pagi,” terang Jusri
Efek alami lain, mengantuk setelah makan siang. Ini tidak ada hubungan dengan apa yang Anda makan. Tapi dapat lebih buruk lagi jika menyantap makanan berlemak atau makanan yang mengandung gula
“Ingat, tidur pada siang hari tidak seefektif tidur pada malam hari. Anda membutuhkan tidur siang yang lebih panjang untuk mendapatkan efek yang sama dengan tidur pada malam hari. Ibaratnya utang tidur sepertinya punya utang uang. Anda tidak boleh mengabaikannya,” imbuhnya
Agak berkendara menjadi aman dan nyaman, pengendara harus memahami sifat alami tubuh. Lebih dari 90% manusia membutuhkan tidur 8,5-11,5 jam tidur di malam hari. Bila kurang tidur, maka harus membayar tidur secepatnya. “Untungnya Anda tidak perlu membayar seluruhnya bila kurang tidur 2 jam per hari selama 10 hari, Anda tidak perlu tidur 20 jam. Cukup tidur cepat selama 2 hari saja,” tukasnya.
Parahnya, kata Jusri, saat sudah berkendara dalam kondisi lelah ini diperparah dengan beberapa hal. Misalnya mengemudi jarak jauh tanpa istirahat, mengemudi semalam suntuk, sore hari, atau pada waktu tubuh ingin tidur, mengemudi seorang diri, pekerjaan yang sifatnya mengulang-ulang, mengemudi pada jalan yang panjang dan membosankan, sering bepergian atau perjalanan dinas, atau shift kerja. Kondisi demikian kerap menimpa pengemudi angkutan umum.
“Anda ingin tahu kapan Anda paling mengantuk? Jam berapa Anda tidur? Jam berapa Anda bangun? Cari titik tengahnya tambah 12 jam. Anda dapat mengetahui kapan kondisi Anda paling menurun. Bersiaplah, terutama bila merencanakan perjalanan panjang,” sarannya.
Advertisement
Selanjutnya
Selain itu kondisi lain yang memperburuk situasi adalah soal kesehatan. Seperti meminum obat yang menyebabkan kantuk atau minuman beralkohol. Kebiasaan tidur yang buruk, begadang misalnya, ditambah pola makan yang buruk terlalu banyak lemak dan gula, kurang makanan segar, terlambat makan atau makan tidak teratur, dehidrasi karena kurang minum. “Tubuh Anda membutuhkan 8 gelas air putih per hari, perhatikan hal ini. Ini penting,” imbuhnya.
“Ingat, kendaraan yang menuju kepada Anda mungkin saja dikemudikan oleh sopir yang mengantuk. Jadi semua tergantung Anda untuk tetap sigap dan bertindak untuk mengelak,” kata Jusri, mengingatkan.
Sumber: Otosia.com