Mau Tau Rahasia Kehebatan Kapal Phinisi? Yuk Datang ke Bulukumba

Kapal Phinisi Indonesia begitu mendunia, tak heran jika Wonderful Indonesia selalu menggunakannya sebagai ikon dalam setiap pameran di luar negeri.

oleh Gilar Ramdhani diperbarui 04 Sep 2018, 13:00 WIB
Kapal Phinisi Indonesia begitu mendunia, tak heran jika Wonderful Indonesia selalu menggunakannya sebagai ikon dalam setiap pameran di luar negeri.

Liputan6.com, Bulukumba Kapal Phinisi adalah cermin kehebatan bahari Indonesia. Kehebatan kapal ini sangat melegenda. Bahkan mancanegara mengakuinya. Buat kalian yang ingin mengetahui kehebatan kapal ini, silahkan datang ke Festival Phinisi 2018. Lokasinya di Bulukumba, Sulawesi Selatan.

Menurut Menteri Pariwisata Arief Yahya, festival ini akan menarik. Karena, memperkuat Indonesia sebagai negara bahari dan memiliki sejarah melaut yang handal.

“Ini bukan featival baru. Karena, sudah 9 kali dilaksanakan. Festival ini sangat bagus, karena merefleksikan kehebatan bangsa Indonesia di masa lalu. Selain itu, festival ini juga menyajikan ritual adat. Yaitu Annyorong Lopi lengkap dengan parade budaya, sport tourism, hingga petualangan,” tuturnya, Senin (3/9).

Menpar menambahkan, Bulukumba telah diperkuat aspek 3A (amenitas, aksesibilitas, dan atraksi). Jadi wisatawan tidak perlu ragu untuk berkunjung.

“Bulukumba ini aspek 3A-nya memang luar biasa. Wisatawan bisa menikmati beragam atraksi terbaik yang ditawarkan. Alam dan budayanya itu luar biasa, apalagi lengkap dengan konsep sport tourism dan adventure. Aksesibilitas dan amanitiasnya banyak pilihannya. Wilayah ini juga penghasil kuliner terbaik dengan cita rasa nikmat,” pungkas Menteri Pariwisata Arief Yahya.

Kehebatan Kapal Phinisi juga diungkapkan Ketua Pelaksana Calendar of Event Kementerian Pariwisata Esthy Reko Astuty.

“Kapal Phinisi demikian mendunia. Wonderful Indonesia bahkan menggunakannya sebagai ikon dalam setiap pameran di luar negeri. Meski terbuat dari kayu, kapal ini sangat eksotis dan kuat. Festival Phinisi 2018 dijamin akan spektakuler,” ungkap Esthy.

Festival Phinisi digelar 13-16 September 2018. Festival ini dihelat di Kawasan Pantai Tanjung Bira, Bontobahari, Bulukumba, Sulawesi Selatan. Total, ada 13 sub event yang bisa dinikmati.

“Wilayah Bulukumba dan Sulawesi Selatan (Sulsel) pada umumnya kaya dengan budaya dan alamnya. Kesemuanya itu sangat khas dan istimewa. Jadi, pastikan event ini tidak terlewatkan. Sebab, bergulirnya Festival Phinisi tingga beberapa saat lagi,” terangnya.

 

Ketua Pelaksana Calendar of Event Kementerian Pariwisata Esthy Reko Astuty.

Kemeriahan Festival Phinisi sendiri bisa dinikmati lebih awal. Bertempat di Donggia, Desa Kahayya, Senandung Kopi Kahayya dan Kahayya Trail Adventure Sesi I dirilis mulai 8-9 September.

‘Ritual’ pengantar festival ini menyajikan kehangatan dan keharuman Kopi Kahayya. Sub event ini pun lengkap dengan parade seni dan budaya khas wilayah Kahayya, Kindang, Bulukumba.

Menjadi rangkaian Festival Phinisi, Sendratari Samindara pun dirilis masyarakat Lembang, Salemba, Ujung Loe, Senin (10/9). Sendratari Samindara adalah legenda rakyat Bulukumba. Narasi yang akan dibawakan ‘Cinta di Antara Dua Saudara Kandung, Samindara dan Baso Kunjung Barani’. Agenda itu dirangkai dengan Siara ke Pusara Samindara, Lomba Perahu Katinting, Lari Mallongga, juga lainnya.

Kekayaan budaya Bulukumba semakin ditegaskan dengan pagelaran Seni Dato Tiro. Pagelaran ini bercerita asal muasal masuknya Islam di Bulukumba. Seni Dato Tiro bisa dinikmati di Pantai Samboang, Bontotiro, pada Selasa (11/9).

Sub event juga akan diramaikan dengan lomba pacuan kuda, lomba membuat patung pasir, hingga lomba layang-layang tradisional.

“Festival ini memiliki rangkaian agenda yang panjang. Kemeriahan pun sudah digelar sebelum opening ceremony. Rangkaian agenda ini menjadi peluang terbaik bagi wisatawan untuk mengenal Bulukumba lebih jauh,” kata Esthy lagi.

Upacara pembukaan Festival Phinisi baru dilakukan Kamis (13/9). Lokasinya di Tanah Lemo, Bontobahari. Upacara pembukaannya digelar unik. Ada Phinisi Trip dan Parade Perahu Tradisional yang diikuti 10 kecamatan di Bulukumba dan wilayah lain di Sulsel. Rute yang ditempuh memiliki view indah dengan start di PPI Bonto Bahari lalu finish di Pantai Tanjung Bira.

Pada hari yang sama, Festival Phinisi juga menggelar Lomba Layang-Layang. Lomba dipusatkan di PPI Bonto Bahari. Kategori perlombaan, tradisional dan modern. Baik layang-layang dua dimensi atau tiga dimensi. Registrasi dibuka pukul 10.00 WITA, lalu perlombaan dimulai satu jam berikutnya. Pengumuman juara dilakukan pukul 14.00 WITA.

Selang sehari berikutnya, dilakukan ritual Annyorong Lopi atau Peluncuran Kapal Phinisi. Ritual tersebut digelar di Tanah Beru, Bontobahari, Jumat (14/9). Wilayah ini memang terkenal dengan galangan Kapal Phinisinya.

Annyorong Lopi adalah tanda kebangkitan industri Kapal Phinisi di Bulukumba. Proses peluncuran dilakukan tradisional dengan ditarik tenaga manusia.

“Festival Phinisi ini memberikan pengalaman yang lengkap. Wisatawan bisa menikmati dari dekat proses peluncuran Kapal Phinisi. Apalagi, peluncurannya dilakukan secara tradisional,” ujar Esthy.

Melengkapi experience wisatawan, Phinisi Expo digulirkan 13-16 September. Berada di kawasan Pantai Tanjung Bira, ada beragam cendera mata dan miniatur Phinisi yang disajikan. Festival ini juga menggelar Karnaval Phinisi yang diikuti 10 kecamatan di Bulukumba, Senin (14/9). Ada juga ritual Adat Ammotoa Kajang, Kahayya Trail Adventure Sesi II, hingga Bira Beach Sunset Run.

“Rangkaian Festival Phinisi 2018 ini sangat luar biasa. Festival Phinisi dan Bulukumba ini adalah destinasi yang harus dikunjungi. Dengan komposisi event yang padat dan menarik, kami yakin festival ini akan menaikan kunjungan wisatawan ke Bulukumba,” terang Esthy lagi.

Selain atraksi yang ditawarkan, aksesibilitas dan amenitas di Bulukumba pun sangat bagus. Menuju ke Tanjung Bira, Bulukumba, carilah penerbangan menuju Bandara Hasanudin, Makassar. Dari Makassar, perjalanan bisa dilakukan lewat darat memakai angkutan Pete-Pete dengan tarif Rp 100 ribu. Alternatif lainnya memakai Travel BMA Trans Makassar dengan tarif sama.

Dari Bulukumba ke Tanjung Bira bisa ditempuh dengan angkot. Tarifnya sekitar Rp25 ribu per orang. Untuk penginapan, wilayah Bulukumba banyak memberikan alternatif. Ada Amatoa Resort dengan bujet Rp1,5 juta per malam atau Balatoa yang dibanderol Rp 935 ribu semalam. Untuk harga di bawah Rp 500 ribu, pilihannya Langiria Guest House, Bira Panda Beach 2, Patma Bira, Aguna Inn, juga Hotel Agri.

 

(*)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya