Liputan6.com, Jakarta Terjadi penurunan daya beli masyarakat terhadap produk industri mebel yang dijual di pertokoan. Penurunan itu tak lepas dari pengaruh era digitalisasi yang memudahkan masyarakat untuk melakukan pembelian secara online.
"Untuk penurunan itu ada. Kalau untuk jual ritel seperti membuka pameran seperti ini, pembeli datang dan lain-lain ke sini memang berpengaruh sekali. Karena mungkin online itu menghemat waktu dan harganya sangat murah jadi kita sangat berpengaruh," ujar Ketua Umum Koperasi Industri Kayu dan Mabel (KIKM), DKI Jakarta, Ade Firman, di Gedung Pusat Promosi Industri Kayu dan Mabel (PPIKM), Jakarta, Selasa (4/9/2018 ).
Advertisement
Ade mengatakan, sebetulnya sejak 2006-2009 pasar mebel cukup baik. Terlebih, banyak pelaku industri yang telah mengantre untuk memamerkan produknya.
Namun, pada 2010-2011 terjadi penurunan terhadap daya beli masyarakat pada industri mebel. "Banyak pengusaha kita yang sudah mulai kembang kempis kalau hanya menunggu di sini (toko) kapan mau datang tamu ke sini," imbuh dia.
Meski demikian, dirinya tetap optimis pasar mebel ke depan akan tetap tumbuh meski sudah tergerus oleh pasar online.
"Kita optimis karena di daerah Kalender produknya sangat kualitas. Melalui informasi, promosi orang mau datang lagi ke sini. Kiita mau main juga di online. Kita sebenarnya sudah, untuk lebih peningkatannya lebih maksimal kita undang orang IT untuk membuat suatu sistem baru," tambah dia.
Sementara itu, Kepala Sudin Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Perdagangan (KUKMP), Jakarta Timur, Samsu Rizal Kadafi, mendorong pelaku industri mebel agar masuk ke era digitalisasi. Agar ke depan para pelaku usaha ini mampu bersaing baik dari segi kualitas mapun harga.
"Itu menjadi tantangan buat kita, kita akan kembalikan kejayaan tahun lalu bisa kembali ramai lagi. Mungkin sudah banyak gerai gerai dari luar. Tapi ini tantangan namanya pasar bebas kita harus bersaing," dia menandaskan.
Bantu IKM Sertifikasi Legalitas Kayu, Menko Darmin Ingin Ekspor Terdongkrak
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution meresmikan pencanangan Program Nasional Fasilitasi Sertifikasi Legalitas Kayu bagi industri kecil dan menengah (IKM).
Program yang digagas Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan ini bertujuan mempermudah para pelaku IKM sektor kehutanan untuk memperoleh fasilitas sertifikat legalitas kayu.
Darmin mengharapkan dengan program ini proses sertifikasi oleh pelaku IKM dapat berlangsung dengan lebih cepat, mendorong peningkatan iklim usaha, serta meningkatkan kinerja ekspor produk kayu Indonesia.
Baca Juga
"Ini adalah bagian dari memperbaiki ekspor. Kalau ekspor baik defisit transaksi berjalan bisa dikendalikan. Kalau defisit transaksi berjalan bisa kita bisa kendalikan, nilai tukar rupiah kita lebih stabil," ungkapnya di Gedung Manggala Wanabakti, Kementerian LHK, Jakarta, Jumat (24/8/2018).
Mantan Gubernur Bank Indonesia ini mengatakan kinerja ekspor produk kayu bersertifikat terus meningkat dari tahun ke tahun.
"Pada 2015 nilai ekspor produk kayu bersertifikat sebesar USD 9,8 miliar. Pada 2017, nilai ekspor USD 10,9 miliar," kata dia.
Pemerintah tentu mengharapkan agar kinerja ekspor yang positif tersebut terus mengalami peningkatan. "Kita harapkan tentu meningkat di tahun-tahun selanjutnya," tandasnya.
Reporter: Wilfridus Setu Embu
Sumber: Merdeka.com
* Update Terkini Jadwal Asian Games 2018, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Asian Games 2018 dengan lihat di Sini
Advertisement