Liputan6.com, Jakarta - Telkomsel kian fokus mendukung gaya hidup digital dengan menghadirkan paket bundling untuk pengguna smartphone Android baru dari berbagai merek.
Kendati begitu, tidak semua pelanggan Telkomsel merupakan pengguna jaringan 4G. Ternyata masih banyak pelanggan Telkomsel yang hanya menggunakan layanan Telkomsel untuk menelepon dan berkirim pesan singkat (SMS).
Diakui oleh Vice President Prepaid Marketing Telkomsel, Riny Novitriyanti, jumlah pelanggan 2G Telkomsel masih ada puluhan juta user.
"Khusus untuk pelanggan 2G, sekarang jadi tugas kami bagaimana caranya agar mereka bergeser dari layanan 2G ke layanan 4G, salah satunya dengan kehadiran paket bundling TAU Dynamic Plan," kata Riny saat ditemui usai peluncuran TAU Dynamic Plan di Telkomsel Smart Office, Jakarta, Selasa (4/9/2018).
Baca Juga
Advertisement
Sekadar diketahui, Telkomsel memiliki total pelanggan lebih dari 178 juta. Dari jumlah tersebut, kata Riny, lebih dari 109 juta pelanggan (65 persen) merupakan pengguna smartphone. Sementara, pelanggan 2G tersebar di berbagai daerah pinggiran.
Untuk menggeser pelanggan 2G ke layanan 4G, salah satunya dengan bekerja sama dengan vendor smartphone melalui program bundling TAU Dynamic Plan. "Teman-teman device (vendor smartphone) juga menyediakan perangkat 4G dengan harga terjangkau," kata Riny.
Meski masih punya puluhan juta pelanggan layanan 2G, Telkomsel mengklaim layanan voice dan SMS-nya turun 20 persen dibandingkan tahun lalu. Hal ini, menurut Riny, seiring dengan pertumbuhan layanan 4G yang kian meningkat dari tahun ke tahun.
"Voice dan SMS turun 20 persen, seiring dengan pertumbuhan pelanggan 2G yang langsung bergeser ke 4G," ujarnya.
Riny menjelaskan, makin lancarnya jaringan 4G di berbagai tempat membuat pelanggan yang tadinya menggunakan layanan 2G dan 3G berpindah menjadi pelanggan 4G.
Nasib Jaringan 2G di Indonesia
Sebelumnya, ada dua operator telekomunikasi Indonesia yang mulai menggelar uji coba jaringan 5G. Nasib layanan 2G pun terdampak dengan hadirnya 5G beberapa tahun mendatang.
Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara menyebut, ada kemungkinan pihaknya akan men-shut down jaringan 2G, namun semuanya tergantung hitung-hitungan biaya efektif yang dikorbankan untuk menyelenggarakan layanan 2G dibandingkan dengan layanan 5G.
"Begini, pada akhirnya kita akan menghitung berapa effective cost per Mb atau Gb. Sudah pasti, 2G lebih mahal. Kalau 2G sudah tidak ekonomis, pasti kita akan putuskan agar 2G di-shut down," kata Rudiantara ditemui di Kawasan Wisata Kota Tua Jakarta, belum lama ini.
Kendati demikian, pihak Kemkominfo belum menentukan kapan waktu jaringan 2G akan dihentikan.
"Waktunya kapan itu tinggal ke-ekonomiannya. Kalau sekarang lebih murah per Mb untuk data, hanya kan Indonesia belum 100 persen (menggunakan layanan) data," ucapnya.
Advertisement
Masih Banyak Pelanggan 2G
Rudiantara mencontohkan, operator seluler Telkomsel dan XL Axiata misalnya, masih memiliki basis pelanggan 2G yang cukup banyak.
"Kayak Telkomsel atau XL, industri secara keseluruhan sudah data. 70-80 persennya XL kan (pelanggan layanan) data, nah begitu semua sudah pakai data, yang namanya 2G itu sudah tidak efisien," tuturnya menjelaskan.
Menteri yang karib disapa Chief RA ini menjelaskan, basis layanan 2G bukanlah Internet Protocol (IP) tetapi masih menggunakan teknologi lama, makanya untuk menghadirkan internet per Mb jadi lebih mahal.
"Tinggal tunggu waktunya, nanti 2G di-shut down, tetapi masih menunggu industri, karena kalau misalnya mahal untuk masyarakat, buat apa? Kecuali kalau masyarakat cuma mau SMS," katanya.
(Tin/Ysl)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: