87 Gajah Ditemukan Mati Tanpa Gading di Taman Margasatwa Botswana

Tak hanya gajah, ada sekitar lima badak putih yang juga diburu dalam tiga bulan terakhir. Diperkirakan bahwa perburuan ini dilakukan oleh sejumlah orang asing.

oleh Liputan6.com diperbarui 05 Sep 2018, 08:00 WIB
Ilustrasi Foto Gajah (iStockphoto)

Liputan6.com, Gaborone - Belum lama ini ditemukan puluhan gajah mati di dekat tempat perlindungan satwa liar yang terkenal di Botswana.

Sebuah penyidikan yang ditemukan ada sekitar 87 ekor gajah yang diambil gadingnya. Keseluruhan gajah ini terbunuh dalam tiga bulan terakhir.

Tak hanya gajah, ada sekitar lima badak putih yang juga diburu dalam tiga bulan terakhir. Diperkirakan bahwa perburuan ini dilakukan oleh sejumlah orang asing di negara tetangga yang menyeberangi perbatasan ke Botswana, demikian dikutip dari laman ABC Indonesia, Rabu (5/9/2018).

Mike Chase dari grup Elephants Without Borders mengatakan dia terkejut dengan temuan itu.

"Skala perburuan gajah sejauh ini adalah yang terbesar yang pernah saya lihat, atau baca di mana saja di Afrika hingga saat ini," katanya kepada BBC.

"Ini membutuhkan tindakan segera dari Pemerintah Botswana."

Populasi gajah Afrika telah merosot dari jutaan menjadi sedikitnya 415.000 hari ini. Di Tanzania saja, populasi gajah menurun 60 persen menjadi 43.000 antara 2009 dan 2014 menurut pengakuan pemerintah.

Bangkai ditemukan di dekat perlindungan satwa liar Okavango Delta yang dilindungi, yang terpencil di Botswana.

"Orang-orang memang memperingatkan kami tentang masalah perburuan yang akan datang dan kami pikir kami siap untuk itu," kata Dr Chase.

"Para pemburu sekarang mengarahkan senjata mereka ke Botswana. Kami memiliki populasi gajah terbesar di dunia dan musim terbuka bagi para pemburu gelap.

"Jelas kita perlu berbuat lebih banyak untuk menghentikan skala dari apa yang kami rekam pada survei."

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Perdagangan Gading di Australia Picu Ribuan Gajah Mati di Afrika?

Ilustrasi gajah (AFP)

Parlemen Australia sedang menyelidiki apakah longgarnya peraturan yang melarang perdagangan gading di Negeri Kanguru ikut mendorong kematian ribuan gajah di Afrika setiap tahun.

Anggota parlemen juga sedang menyelidiki apakah peraturan yang longgar di Australia tersebut ternyata berkontribusi pada beredarnya gading gajah Afrika di pasar gelap berskala internasional.

Mengimpor gading ke Australia termasuk tindakan melanggar hukum, tetapi ada kekhawatiran gading dari pasar gelap tetap berhasil diselundupkan ke negara tersebut. Demikian seperti dikutip dari VOA Indonesia.

Para aktivis bersikeras ada bukti jelas bahwa para pemburu liar menggunakan Australia untuk menyalurkan gading gajah dari perdagangan gelap ke pasar seni yang sah berskala dunia.

Dalam dekade terakhir, lebih dari 320 barang impor dan 79 barang ekspor yang terbuat dari gading telah disita oleh pihak berwenang Australia.

Senator Partai Buruh Lisa Singh, anggota komite investigasi parlemen mengatakan, "Saya pikir, pada akhirnya, orang Australia tidak ingin berkontribusi pada perdagangan cula badak dan gading gajah yang sedang berlangsung di negara kami, mengetahui dengan baik bahwa itu menyebabkan kematian ribuan gajah dan badak di seluruh dunia."

Penyelidikan Parlemen Australia ini akan melihat berbagai opsi, termasuk larangan total atas penjualan semua barang gading gajah dan cula badak.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya