Liputan6.com, Jakarta - Badan Aksebilitas Telekomunikasi dan Informatika (BAKTI) akan mengumumkan tarif sewa infrastruktur Palapa Ring Barat pada pekan depan. Proyek Palapa Ring Barat sudah siap untuk beroperasi sejak Maret 2018, tapi pemerintah baru akan mengumumkan tarif sewa untuk operator telekomunikasi.
Dirut BAKTI, Anang Latif, mengungkapkan ada dua skema tarif penggunaan infrastruktur Palapa Ring Barat. Tarif layanan ini akan dikeluarkan paling lambat 10 September 2018.
Skema pertama adalah berdasarkan kapasitas bandwidth dengan memperhitungkan nilai investasi, harga pasar dan/atau jumlah pengguna jasa. Untuk skema ini, akan ada potongan harga maksimal 50 persen untuk operator.
"Tarifnya bisa 50 persen di bawah harga pasar. Palapa Ring ini didedikasikan untuk industri, sehingga kami tidak mengejar keuntungan," kata Anang saat ditemui di Gedung DPR/MPR RI, Jakarta, Selasa (4/9/2019).
Baca Juga
Advertisement
Potongan harga tersebut ada formulanya tersendiri. Berbeda dengan komersial, semakin banyak operator yang tertarik di satu lokasi, maka tarif sewanya tidak semakin murah.
Misalnya, hanya ada satu operator yang berminat maka akan diberikan diskon 50 persen. Namun, jika ada dua operator yang berminat, maka diskon berkurang menjadi 30 persen.
"Karena kami bergerak di daerah nonkomersial, maka semakin banyak pemain, hal itu menunjukkan ekonomi di daerah itu bagus, sehingga diskonnya menjadi berkurang. Itu, artinya daerah tersebut potensial," jelas Anang.
Skema tarif yang kedua adalah serat kabel pasif (dark fiber), atau bisa dikatakan pengoperasian jaringan dilakukan secara privat. Skema ini akan memiliki tarif berbeda dengan penyewaan bandwidth.
Tarif penyediaan dark fiber memperhitungkan nilai investasi, panjang dan lokasi kabel dan/atau harga pasar. Sayangnya, Anang tidak memberikan rincian soal tarif ini.
Lebih lanjut, Anang mengatakan sejauh ini sudah ada delapan operator yang tertarik untuk menggelar jaringan di Palapa Ring Barat, termasuk layanan seluler. Namun, sejauh ini yang sudah bisa dipastikan adalah Telkomsel dan Telkom.
Untuk sistem pembayarannya sendiri, BAKTI menunjuk badan usaha terpilih untuk mengurus hal ini, termasuk soal pemasarannya. "Dalam konteks marketing dan mengumpulkan pemasukan dari setiap operator, kami bekerja sama dengan badan usaha terpilih. Nanti kami akan bagi hasil, BAKTI tetap memiliki porsi paling besar, tapi memang ada fee marketing untuk mereka," tuturnya.
Palapa Ring
Palapa Ring merupakan proyek infrastruktur telekomunikasi berupa pembangunan serat optik di seluruh Indonesia sepanjang 36.000 kilometer (Km). Proyek itu terdiri atas tujuh lingkar kecil serat optik (untuk wilayah Sumatera, Jawa, Kalimantan, Nusa Tenggara, Papua, Sulawesi, dan Maluku) dan satu backhaul untuk menghubungkan semuanya.
Pembangunan jaringan serat optik nasional ini akan menjangkau 440 kota/kabupaten di seluruh Indonesia.
Proyek Palapa Ring yang dibagi menjadi 3 (tiga) paket, yaitu barat, tengah dan timur. Pada Maret 2018, proyek Palapa Ring Paket Barat sudah siap untuk beroperasi.
Advertisement
Proses Penggelaran Palapa Ring
Proyek Palapa Ring Barat merupakan jaringan kabel serat optik berkapasitas besar yang digelar di bawah laut dan daratan sepanjang kurang lebih 2.200 km. Proses penggelarannya terbagi menjadi 2 (dua) tahap sebagai berikut :
Tahap Pertama
- Segmen Tanjung Bembam Batam – Tarempa (Sepanjang 369 km)
- Segmen Tarempa – Ranai (322 km); Segmen Ranai – Singkawang (352 km)
- Segmen Sekanah Daik Lingga – UQJ Bintan Tanjung Bembam (199 km)
Tahap Kedua
- Segmen Batam – Karimun – Tebing Tinggi – Bengkalis – Siak
- Segmen Daik Lingga – Kuala Tungkal.
Palapa Ring Tengah dan Timur sedang dikerjakan dan semuanya ditargetkan sudah selesai pada akhir 2018, dan siap beroperasi pada awal 2019.
(Din/Isk)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini