Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terus melemah pada awal perdagangan saham. Pelemahan IHSG ini di tengah aksi jual investor asing tidak terlalu besar.
Pada pukul 10.11 waktu JATS, berdasarkan data RTI, IHSG melemah 2,78 persen atau 164,11 poin ke posisi 5.741,05. Indeks saham LQ45 tergelincir 3,36 persen. Seluruh indeks saham acuan melemah.
Kemudian pukul 10.39 waktu JATS, IHSG merosot 182,47 poin atau 3,09 persen ke posisi 5.721,99. Indeks saham LQ45 tergelincir 3,6 persen ke posisi 898,09 Ada sebanyak 331 saham melemah sehingga menekan IHSG. 36 saham menguat dan 49 saham diam di tempat.
Baca Juga
Advertisement
IHSG sempat berada di level tertinggi 5.868,77 dan terendah 5.739,61. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 129.498 kali dengan volume perdagangan saham 4 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 2,4 triliun. Investor asing jual saham Rp 187,53 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat berada di kisaran 14.950.
10 sektor saham kompak tertekan. Sektor saham tambang susut 3,73 persen, dan catatkan penurunan terbesar. Termasuk sektor saham aneka industri melemah 4,11 persen dan sektor saham keuangan merosot 3,05 persen.
Di tengah pelemahan IHSG, ada sejumlah saham yang menguat antara lain saham AKSI naik 24,44 persen ke posisi 840 per saham, saham SHID melonjak 23,48 persen ke posisi 2.840 per saham, dan saham MBTO mendaki 8,03 persen ke posisi 148 per saham.
Sedangkan saham-saham yang tertekan antara lain saham SRAJ turun 15 persen ke posisi 170 per saham, saham APLI merosot 11,58 persen ke posisi 84 per saham, dan saham BNBR susut 11,11 persen ke posisi 56 per saham.
Bursa saham Asia sebagian besar melemah kecuali indeks saham Taiwan berada di zona hijau. Laju IHSG pun alami penurunan besar di bursa Asia.
Indeks saham Hong Kong Hang Seng melemah 1,57 persen, indeks saham Korea Selatan Kospi susut 0,20 persen. Kemudian indeks saham Jepang Nikkei melemah 0,29 persen, indeks saham Thailand tergelincir 0,21 persen, indeks saham Shanghai turun 0,60 persen, indeks saham Singapura susut 0,53 persen.
Analis PT Binaartha Sekuritas, Nafan Aji menuturkan minimnya sentimen positif dari domestik serta meningkatnya sentimen negatif dari eksternal seperti misalnya perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan Tiongkok, krisis keuangan Turki, Venezuela dan Argentina, serta ada potensi akan terjadinya krisis keuangan di beberapa negara berkembang.
"Di sisi lain, sentimen kenaikan suku bunga the Fed pada bulan ini menyebabkan para pelaku pasar lebih cenderung memilih wait and see sehingga IHSG masih akan melemah," kata dia.
Sementara itu, VP PT Ashmore Assets Management Indonesia, Angganata Sebastian menuturkan, ada sejumlah faktor menekan IHSG antara lain, antisipasi menjelang pengumuman apakah impor tarif akan diberlakukan antara AS dan China. "Selain itu ada kecenderungan over panic karena pelemahan rupiah," tutur dia.
Ia mengatakan, gerakan IHSG cenderung jenuh jual. Hal ini mengingat perusahaan tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) ini masih membukukan kinerja positif.
IHSG Merosot pada Awal Sesi Perdagangan
Sebelumnya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka memerah pada perdagangan hari ini. Investor asing melakukan aksi beli dan rupiah tercatat menembus 14.940 terhadap Dolar Amerika Serikat (AS).
Pada pembukaan perdagangan saham, Rabu 5 September 2018, IHSG melemah 55,7 poin atau 0,94 persen ke posisi 5.849,5.
Indeks saham LQ45 ikut memerah 1,6 persen ke posisi 916,627. Seluruh indeks saham acuan kompak berada di zona merah
Pada awal sesi perdagangan, IHSG sempat berada di level tertinggi 5.868,7dan terendah 5.847,8.
Sebanyak 34 saham menguat namun tak mampu mendorong IHSG ke zona hijau. Sedangkan 115 saham melemah dan menekan IHSG. Selain itu 74 saham diam di tempat.
Total frekuensi perdagangan saham 8.800 kali dengan volume perdagangan 84,6 juta saham. Nilai transaksi harian saham Rp 134,6 miliar.
Investor asing beli saham Rp 16,7 miliar di seluruh pasar. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 14.940.
Hari ini, seluruh sektor saham melemah. Tercatat, sektor aneka industri melemah 2,11 persen, diikuti infrastruktur turun 1,82 persen dan keuangan melemah 1,65.
Saham-saham yang catatkan penguatan antara lain saham LRNA mendaki 7,84 persen ke posisi Rp 110 per saham, saham PANS naik 7,26 persen menjadi Rp 1.625 per saham.
Sedangkan saham-saham yang tertekan antara lain saham BRPT turun 7,33 persen ke posisi Rp 1.580 per saham, saham MOLI merosot 7,22 persen ke posisi Rp 900 per saham.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement