Liputan6.com, Jakarta Tren food vlogger saat ini menjamur dan mulai banyak peminatnya. Namun, sebelum fenomena ini booming, Prathama Gilang telah lebih dulu memulai menjadi food blogger yang serius pada tahun 2014.
Berawal dari keinginannya memberikan rekomendasi makanan pada orang banyak, yang saat itu didominasi dengan blog dan caption dengan bahasa Inggris, membuat Gilang membuat akun yang ia beri nama Makan Sampai Kenyang, dengan keterangan berbahasa Indonesia.
Advertisement
"Pada saat itu tahun 2014 belum banyak orang yang review makanan. Masih didominasi pakai bahasa Inggris, jadi aku mulai serius bikin review yang lengkap dengan lokasi tempat makan, menu, dan harganya," kata Gilang kepada Liputan6.com.
Gilang mengakui dirinya memang suka makan. Kesukaannya mencari menu makanan baru dan lezat ia bagikan kepada banyak orang. Awalnya ia memulai review makanan di blog pribadi miliknya. Seiring perkembangan teknologi, ia akhirnya melanjutkan serius menjadi food vlogger di media sosial seperti instagram, facebook, dan situs berbagi video lainnya.
Selama hampir empat tahun menggeluti dunia kuliner, sebagai food vlogger, Gilang tentu mengalami berbagai pengalaman unik. Ia mengungkapkan beberapa kejadian tidak terlupakan yang pernah dirasakannya sejak menekuni profesi ini. Salah satunya adalah diundang oleh kedutaan besar Australia untuk bertemu dengan salah satu chef kenamaan negeri kangguru tersebut.
Latar belakang akademik hingga jadi food vlogger
Gilang merupakan seorang dokter umum. Ia kemudian melanjutkan pendidikan S2 dengan dua jurusan sekaligus yaitu hukum di Universitas Indonesia dan management di Universitas Pelita Harapan. Latar belakang pendidikannya ini membuat ia terkesan serius, namun siapa sangka Gilang merupakan orang yang aktif di media sosial hingga menjadi Food Vlogger.
Kesibukannya membuat Gilang harus bisa mengatur jadwal dengan baik. Dia tetap harus bekerja di rumah sakit dan eksis dengan review kuliner di akun instagramnya @makansampaikenanya. Namun hal ini tidak menyurutkan keinginan Gilang dalam berkarya, menurutnya saat Anda serius dengan berkarir jangan lupa juga untuk melakukan hobi.
"Aku harus bisa mengatur jadwal. Di rumah sakit itu 3 hari dalam seminggu. Sisanya aku bisa hunting makanan yang lagi hits atau aku lagi pengen makan. Malamnya lanjut editing. Aku nyaman dan bahagia melakukannya, bagiku penting ya untuk seseorang berkarir tapi jangan lupakan hobinya," tambah Gilang.
Advertisement
Dari hobi jadi food vlogger
Saat ditanya dengan menu makanan favoritnya, pria kelahiran Bandung 1989 mengungkapkan fast food, steak, makanan Hawai, dan makanan rumahan. Selain itu ia juga mengungkapkan, saat ini tren kuliner sangat bergantung pada plating dan interior restoran yang instagramable. Karena, generasi milenial saat ini senang membagikan pengalaman makan mereka ke media sosial.
"Tren kuliner saat ini aku lihat ya lebih ke tempat dan makanan yang instagramable. Seperti nuansa vintage, pastel, tapi tetap rasa makanan juga yang terpenting," kata Gilang.
Tips untuk Anda yang ingin jadi food vlogger
Selama 4 tahun menekuni dunia food vlogger ini, Gilang melakukan apapun dengan menjadi diri sendiri. Melihat fenomena food vlogger saat ini, percaya diri dan punya ciri khas sendiri menjadi penentu kesuksesan. Kepada para pemula yang ingin serius menggeluti profesi ini, Gilang memberikan beberapa tips sesuai dengan pengalamannya.
"Kalau untuk kamu yang baru akan memulai bidang ini, jadi diri sendiri, dan jangan drama. Lakukan yang terbaik dan jadi diri sendiri. Untuk gaya foto fan editing itu akan ditemukan seiring berjalannya waktu. Terus berkarya semuanya," tutup Gilang.
Advertisement