Tim Jokowi: Rupiah Masalah Bersama, Oposisi Jangan Buat Gonjang-ganjing

Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf mengatakan, melemahnya nilai tukar rupiah bukan urusan politik. Masyarakat Indonesia harus solid.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 05 Sep 2018, 13:44 WIB
Nasabah mengantre menukarkan mata uang USD di gerai penukaran mata uang asing di Jakarta, Rabu (5/9). Sebelumnya pada Selasa (4/9), Rupiah sempat mencapai level Rp 14.935 per dollar Amerika atau terlemah sejak 1998. (Merdeka.com/Imam Buhori)

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah masih terus mengalami depresiasi terhadap dolar Amerika Serikat dalam beberapa waktu terakhir. Pada Selasa kemarin, rupiah hampir menembus 15.000 per dolar AS.

Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf, Johnny G. Plate, mengatakan melemahnya nilai mata uang tidak hanya dihadapi Indonesia, tapi juga banyak negara.

"Kalau terkait perekonomian, khususnya terkait nilai tukar rupiah, itu masalah banyak bangsa, masalah banyak negara di dunia. Ini karena faktor dominannya adalah faktor eksternal," ucap Johnny di DPP Nasdem, Jakarta, Rabu (5/9/2018).

Dia menuturkan, sejumlah langkah cepat yang diambil pemerintah sudah sangat tepat. Karena itu, ia meminta semua pihak untuk melakukan hal yang sama.

"Kita mendorong semua usaha untuk kembali ke Tanah Air duit-duit itu. Mengajak juga dunia usaha untuk melakukan konversi dari simpanan-simpanan mata uang asing mereka, khususnya mata uang dolar AS untuk ke rupiah. Itu yang memperkuat kita," ungkap Johnny.

 


Bukan Masalah Politik

Sekjen Partai Nasdem ini menjelaskan, semua pihak harus sama-sama menjaga pelemahan nilai tukar rupiah ini sebagai tantangan ekonomi. Dan oposisi juga harus ikut memberikan kepastian.

"Kalau oposisi hanya bisa kritik-kritik, membuat ketidakpastian ke masyarakat, ini menurunkan kepercayaan kepada perekonomian kita, menurunkan kepercayaan nilai tukar rupiah. Justru oposisi ini bisa membuat nilai rupiah makin gonjang-ganjing. Ini tantangan bersama," jelas Johnny.

Dia meminta nilai tukar ini bukan urusan politik. Karenanya harus dipisahkan terlebih dahulu. "Ini bukan soal politik, ini ekonomi bersama, kita pisahkan dulu dengan politik. Harus solid, berikan optimis, karena memang faktanya makro ekonomi, fundamental makro ekonomi kita kuat," tutur Johnny.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya