Liputan6.com, Jakarta Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) akan kembali menggelar acara tahunan Indonesia Transport, Supply Chain, dan Logistic (ITSCL) di Jiexpo, Kemayoran, Jakarta. Rencananya acara tersebut akan berlangsung pada 12-14 September 2018.
Acara digelar mengingat gencarnya pembangunan infrastruktur dan investasi logistik di Indonesia pada tahun ini.
Advertisement
Ketua Komisi Tetap Bidang Perhubungan Laut Kadin Indonesia Darmansyah Tanamas mengatakan, sebagai upaya menyesuaikan industri 4.0, industri transportasi dan logistik Indonesia harus mampu menyiapkan strategi yang baik kedepannya.
"Bisnis transportasi dan logistik tak lepas dari perkembangan teknologi khususnya yang ada di international (e-commerce), sebagai pelaku usaha kita harus menyikapi perkembangan dari waktu ke waktu untuk mengantisipasi persaingan dalam industri ini kedepannya," tutur dia di Menara Kadin, Jakarta Selatan, Rabu (5/9/2018).
Darmansyah menambahkan, penyesuaian akan revolusi industri tersebut guna memperbaiki atau meningkatkan performa industri RI di negara-negara tetangga.
"Menurut data World Bank, di 2018 Indonesia ada di peringkat 46 untuk logistic performance index. Kita belum puas dengan kondisi saat ini, karena masih banyak competitor di luar sana yang terus berimprovisasi," ujar dia.
"Jadi merupakan tantangan bagi kita untuk meningkatkan posisi logistik di struktur Indonesia dan international khususnya ASEAN agar industri punya daya saing tinggi," tambah dia.
Sebagai informasi, KADIN akan menggelar event tahunan tersebut dengan mengusung tema Innovation Towards Industrial Revolution 4.0, Are We Ready?
Adapun event ini diharapkan dapat mempertemukan seluruh stakeholder yang ada untuk kemudian membawa gagasan dan solusi baru terkait perindustrian RI kedepanya.
Jurus Kemenperin Dongkrak Daya Saing SDM di Sektor Industri
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) berencana membentuk Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) Industri. Nantinya badan ini akan bertugas dalam meningkatkan kompetensi SDM di sektor industri, terutama untuk menghadapi revolusi industri 4.0.
"Memang kita melakukan reorganisai perpresnya (peraturan presiden) sudah turun dan memang itu ada Badan Pengembangan SDM di Kemenperin," ujar Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kemenperin, Ngakan Timur Antara saat ditemui di Yogyakarta, Kamis (30/8/2018).
Ngakan mengatakan, Badan Pengembangan SDM Industri ini merupakan reorganisasi yang sebelumnya bernama Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) Kemenperin. Dengan adanya badan tersebut, maka diharapkan akses SDM akan semakin luas.
"Dan ini kita melihat dari making industri 4.0 peran manusia menjadi sentral dan penting. Maka dari itu tidak sungkan-sungkan Kemenperin merombak dengan mengangkat status Pusdiklat yang ada sekarang menjadi badan," imbuhnya.
Ngakan meyebut, badan ini nantinya akan menyasar masyarakat industri maupun para pembina industri untuk meningkatkan kapasitas dan kapabilitasnya. Kemenperin, juga tidak menutup kemungkinan akan bersinergi dengan kementerian lain dalam pengembangan SDM, seperti dengan Kementerian Tenaga Kerja dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
"Dengan demikian, harapan kami, ekosistem inovasi, yang notabenya akan didukung penuh oleh kemampuan SDM itu, menjadi kegiatan utama yang akan dilakukan oleh Badan Pengembangan SDM Industri," ungkap Ngaka.
"Artinya kita melihat SDM industri perlu ditingkatkan perlu disesuaikan kemampuan mereka bahkan melalui vokasi link and match harus ada satu media yang bisa men-support itu. Dan ini yang disediakan badan pengembangan SDM," sambungnya.
Sementara, saat ditanyai mengenai siapa yang akan memimpin Badan Pengembangan SDM Industri, pihaknya mengaku masih belum mengetahui. Sebab, untuk menentukan hal terseb perlu dilakukan pertimbangan yang matang.
"Siapa kepala badannya mengenai itu saya juga tidak tahu. Mungkin Pak Menteri (Airlangga Hartarto) ditanya juga tidak tau siapa yang akan ditunjuk karena menunjuk orang tidak gampang kan gitu. Ini lebihnya di sana kurangnya. Kan ditimbang dulu. Asalakan jangan lama," pungkasnya.
Reporter: Dwi Aditya Putra
Sumber: Merdeka.com
Advertisement