Menaker Dorong Mahasiswa Miliki Jiwa Petarung

Hadapi era perubahan, Menaker dorong mahasiswa miliki jiwa petarung.

oleh Cahyu diperbarui 05 Sep 2018, 15:51 WIB
Hadapi era perubahan, Menaker dorong mahasiswa miliki jiwa petarung.

Liputan6.com, Bekasi Menteri Ketenagakerjaan (Menaker), M. Hanif Dhakiri, mendorong mahasiswa Politeknik Ketenagakerjaan (Polteknaker) memiliki jiwa petarung, sikap optimistis, berpikir positif, dan bekerja keras dalam menghadapi era persaingan di masa mendatang. Suntikan moril ini ia sampaikan saat memberikan kuliah umum dalam Dies Natalis ke-1 Polteknaker bertema 'Skill, Knowledge, dan Attitude sebagai Kunci Utama untuk Berdaya Saing dalam Menghadapi Digitalisasi Dunia Industri' di Auditorium Polteknaker, Bekasi, Jawa Barat, Selasa (4/9/2018).

"Saya titip pesan dua hal. Kerja keras diiringi inovasi dan kreasi itu menghasilkan prestasi. Kedua, percaya kebaikan, apalagi kebaikan itu dilakukan secara terus menerus akan melahirkan kebaikan. Itu berarti keberkahan dalam hidup. Percaya kerja keras dan kebaikan, maka Inshaa Allah hidup jadi enak," ujar Hanif.

 

Ia menambahkan, mahasiswa membutuhkan 5K untuk menghadapi perubahan industri di era digitalisasi. 5K ini adalah Karakter, Kompetensi, Kreativitas, Kolaborasi, dan Kontribusi.

"Saya ingin mahasiswa Polteknaker menguasai 5K ini. Kalau kalian menguasai 5K, mau berhadapan dengan mahasiwa UI, UGM pasti tetap percaya diri dan menang," ucap Hanif.

Menurutnya, pada akhirnya bukan nama besar perguruan tinggi yang jadi faktor utama dalam menghadapi persaingan di era perubahan industri, tapi karakter pribadi masing-masing.

"Kalau pribadinya bukan petarung, mau tarung di manapun ya gitu-gitu saja. Tapi kalau petarung, meski berada di Polteknaker, kampus yang baru berdiri ini, petarung tetap akan menjadi petarung. Kalian harus jadi generasi petarung. Jangan melihat segala sesuatu serba pesimis, serba negatif. Kita harus selalu optimis dan positif thinking. Jadi kalau punya kebiasaan melihat sesuatu dari negatifnya, ubahlah sudut pandangnya," kata Hanif.

Ia mengatakan, derajat atau pangkat sebagai manusia itu adalah bekerja keras. Soal hasil, itu urusan yang Maha Kuasa. 

"Biasanya hasil tak mengingkari kerja keras. Kalau orang kerja keras, biasanya hasilnya bagus. Kalau anda gagal, tidak perlu menyesal karena penyesalan itu tak terkait dengan hasilnya. Tetapi sesali usahanya. Tetapi kalau kalian sudah bekerja keras dan tetap tak bisa, itu namanya nasib. Tuhan berkehendak kalian tidak bisa," ujar Hanif.

Dia menjelaskan, secara umum ada tiga tantangan ketenagakerjaan. Dari hasil survei International Labour Organization (ILO), ada tiga kelemahan ketenegakerjaan Indonesia, yakni lemah di leadership, komputer, dan bahasa.

"Karena tahu ketenagakerjaan lemahnya di tiga hal ini, maka saya ingin Polteknaker tiga hal ini tak boleh lemah. Saya tak mau tahu, tiga hal ini mahasiswa Polteknaker tak boleh lemah," ucap Hanif.

Turut hadir dalam acara tersebut Sekjen Kemnaker Hery Sudarmanto, Dirjen Binapenta PKK Maruli A. Hasoloan, Dirjen Binwasnaker dan K3 Sugeng Priyanto, Kepala Balai Besar Pusat Pelatihan Kerja (BBPLK) Bekasi Helmiaty Basri, Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Polteknaker Retna Pertiwi, Sekolah Vokasi UGM, Kepala JIS, BPJS Ketenagakerjaan, Wakil Rektor I Universitas Tanri Abeng, perwakilan Kawasan M2100, Kawasan EJIP dan PT Jhonlin Baratama, serta 180 mahasiswa Polteknaker.

 

 

(*)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya