Liputan6.com, Jakarta Perubahan perilaku buang sampah di sungai merupakan sebuah elemen penting yang dapat berkontribusi signifikan terhadap upaya revitalisasi Sungai Citarum. Perubahan perilaku ini terlihat sederhana, namun jika dilakukan oleh seluruh warga di sekitar DAS Citarum, dampaknya akan sangat positif.
“Perubahan perilaku buang sampah di Sungai Citarum inilah yang kami terus dorong melalui Yayasan Jaga Balai sehingga sungai kembali kepada fungsi alamiahnya dan dapat berdampak positif bagi warga yang tinggal di sekitar DAS Citarum,” jelas Riki Waskito Relawan Jaga Balai dari Majalaya dalam acara 'Workshop Pengurangan Risiko Bencana Berbasis Komunitas Masyarakat' di Bandung, Jawa Barat.
Advertisement
Riki menjelaskan bahwa bencana alam seperti banjir bandang yang disebabkan oleh rusaknya DAS Citarum dapat diminimalisasi bahkan dihindari apabila warga secara serius memelihara alam. “Secara sederhana, jika kita membuang sampah ke selokan maka sampah tersebut akan berakhir di sungai dan jika jumlahnya banyak, maka potensi banjir bandang akan semakin tinggi. Hal inilah yang harus diubah” ungkap Riki.
Selain melakukan sosialisasi perubahan perilaku masyarakat, melalaui Yayasan Jaga Balai Riki dan kawan-kawannya melakukan aksi nyata lainnya yang terkait dengan deteksi dini bencana banjir bandang. Dengan adanya deteksi dini ini, maka potensi kerusakan dan korban jiwa yang disebabkan oleh banjir bandang dapat diminamalisasi.
“Kami fokus dalam kegiatan pemantauan cuaca, analisa dari berbagai tanda-tanda alam yang berpotensi terhadap terjadinya banjir bandang karena Majalaya memiliki karakter banjir bandang yang berbeda dengan yang ada di Kecamatan Baleendah, Dayeuh kolot dan Bojongsoang. Karakter banjir bandang ini lebih destruktif,” papar Riki.
Selain itu, anggota PKK dari Kecamatan Baleendah, Suryani menjelaskan bahwa upaya bersih-bersih DAS Citarum merupakan cerminan dari Gerakan Nasional Revolusi Mental khususnya terkait dengan nilai gotong royong.
“Kita rutin melakukan kegiatan bersih-bersih di sekitar DAS Citarum bergotong royong dengan warga dari berbagai kecamatan lainnya sehingga upaya ini dapat jauh lebih efektif apalagi sekarang sudah ada bank sampah,” jelas Suryani.
Suryani meminta agar pemerintah provinsi maupun pusat memberikan dukungan sepenuhnya terhadap upaya komuitas PKK Kecamatan Baleendah dalam merivitalisasi DAS Citarum.
“Warga di sekitar DAS Citarum siap untuk di relokasi dan kami juga siap mendukung apabila akan dilakukan pengerukan,” ungkap Suryani.
Sekretariat Revolusi Mental Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK), Harod Novandi menjelaskan dalam mendorong semangat masyarakat merevitalisasi DAS Citarum, maka Kemenko PMK mengadakan lomba sharing foto kegiatan melalui media sosial.
“Lomba ini bertujuan untuk memviralkan kegiatan-kegiatan yang ada di masyarakat sekitar DAS Citarum yang terkait dengan Gerakan Indonesia Bersih sehingga dapat mempengaruhi masyarakat lainnya dan memberikan contoh bahwa kegiatan di DAS Citarum berjalan nampak perubahannya” jelas Harod.
Selanjutnya, Harod menjelaskan melalui lomba ini, aksi nyata revitalisasi DAS Citarum seperti buang sampah pada tempatnya merupakan hal yang ingin ditunjukkan.
“Sehingga semangat menjaga kebersihan DAS Citarum dan implementasi Gerakan Indonesia Bersih dapat diwujudkan dan dampak positifnya dapat dirasakan oleh seluruh warga,” pungkas Harod.
(*)